
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Los Angeles, Cyberthreat.id – Oriyomi Sadiq Aloba, peretas (hacker) sistem komputer Pengadilan Tinggi Los Angeles, California, Amerika Serikat dijatuhi hukuman 12 tahun oleh Hakim Distrik AS, Senin (21 Oktober 2019). Ia juga dikenai denda US$ 47.479 atau sekitar Rp 665,3 juta
Lelaki 33 tahun asal Texas itu dinyatakan bersalah karena setelah meretas jaringan pengadilan lalu mengirimkan 2 juta email phishing berbahaya dan mencuri ratusan nomor kartu kredit penerima email tersebut, demikian seperti dikutip dari ABC News.
Aloba meretas sistem komputer pengadilan pada 2017 melalui satu akun email pegawai. Selanjutnya, ia mengeksploitasinya dengan mengirim email phishing ke ratusan pegawai lainnya.
Akun yang dibajak itu mengirimkan juta email yang berpura-pura berasal dari American Express, Wells Fargo dan perusahaan lain untuk mendapatkan informasi perbankan dan kartu kredit.
Pada 26 Juli lalu, Juri juga telah menyatakan bersalah terhadap Aloba yang menerima 27 dakwaan, yaitu 15 tuduhan penipuan kawat, satu tuduhan percobaan penipuan kawat, satu tuduhan kerusakan tidak sah dari komputer yang dilindungi, lima tuduhan akses tidak sah ke komputer yang dilindungi untuk mendapatkan informasi , dan empat tuduhan pencurian identitas yang diperburuk.
Menurut bukti yang disajikan dalam persidangan, pada Juli 2017, Aloba dan rekan-rekannya menargetkan Pengadilan Tinggi Los Angeles untuk serangan phishing. Selama serangan, satu akun email seorang pegawai pengadilan dikompromikan dan mengirim email tanpa izin kepada rekan kerja.
Email phishing itu berisi tautan ke situs web phishing yang meminta alamat email dan kata sandi pengguna Pengadilan Tinggi, tulis dokumen pengadilan. Ribuan pegawai pengadilan menerima email Dropbox dan ratusan pengawai telah mengungkapkan kredensial email mereka kepada penyerang.
Email beberapa pegawai pengadilan kemudian digunakan oleh penyerang untuk mengirim jutaan email phishing. Sebagai akibat dari serangan phishing, pengadilan menderita kerugian lebih dari US$ 45.000.
Serangan Aloba, kata Jaksa dalam memorandum hukuman yang diajukan ke pengadilan, patut mendapat perhatian khusus.
"Perilaku Aloba mengakibatkan gangguan besar pada administrasi Pengadilan Tinggi Los Angeles, termasuk membuat ratusan karyawan bekerja offline selama berjam-jam, setidaknya, dan mungkin berhari-hari,” tulis Jaksa.
Aloba awalnya didakwa oleh Jaksa Wilayah Distrik Los Angeles, tetapi masalah tersebut dirujuk ke Kantor Kejaksaan Amerika Serikat untuk penuntutan federal.
Sementara rekannya, terdakwa Robert Charles Nicholson (28) dari Brooklyn, New York, bulan lalu telah mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan kawat pada Juni lalu. Ia akan menghadapi sidang vonis pada 4 Novmber 2019. Tiga terdakwa lain masih dalam buronan di luar AS. Masalah ini diselidiki oleh Biro Investigasi Federal dan Kantor Kejaksaan Distrik Los Angeles.
Share: