
Ilustrasi cyberbullying | Wikipedia
Ilustrasi cyberbullying | Wikipedia
Cyberthreat.id - Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listiyarti, mengingatkan bahaya bullying tidak hanya bagi anak-anak, tapi juga remaja hingga orang dewasa. Bahaya bully termasuk tekanan terhadap korban Fintech yang di bully atau diteror melalui media sosial.
Bullying, kata dia, secara tradisional terjadi ketika korban bertemu dengan pem-bully secara langsung. Di era digital, bullying banyak terjadi di ruang cyber yang mengakibatkan mental korban hancur, depresi, hingga bunuh diri. Bahayanya, situasi ini tidak diketahui banyak orang.
"Artis Korea Sulli yang usianya bukan anak-anak bisa bunuh diri karena depresi terkena cyber bully. Apalagi anak-anak," kata Retno kepada wartawan di Jakarta, Minggu (20 Oktober 2019).
Bully sama seperti hoaks. Berkaca dari kasus Sulli, bully mendatangi korban dalam bentul direct message (DM), postingan, komentar hingga serangan verbal di ruang siber lewat disinformasi.
Korban bullying tidak langsung depresi. Ada beberapa tahapan yang dilalui hingga mereka akhirnya merasakan dampak psikis, fisik dan perubahan perilaku.
"Bully itu jumlahnya tidak satu atau dua, tapi ribuan, puluhan ribu, dan bisa dibayangkan tekanannya jika datang dalam jumlah banyak. Ketika anda buka akun medsos lalu menerima DM yang isinya mencaci, mengujat lalu disebar atau tersebar di forum online."
Di Korea Selatan sekarang marak usulan agar parlemen segera membuat Rancangan Undang Undang (RUU) untuk melawan komentar jahat, ujaran kebencian yang menargetkan cyber bullying.
RUU ini disebut Sulli Act atau Sulli Law yang bertujuan memberikan tindakan tegas terhadap pelaku cyber bullying. Retno tidak menutup kemungkinan pola bully ini bertransformasi seiring perkembangan teknologi.
Ia juga mencontohkan kasus bunuh diri anak berinisial YS di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terkena bully. Menurut dia, bully harus cepat ditangani. Apakah bully terjadi secara langsung atau lewat ruang cyber seperti media sosial atau forum internet.
"YS itu anak yang berprestasi, tapi sampai bunuh diri karena enggak ditangani cepat. Ke depan, kasus seperti ini, di media sosial atau di forum harus segera ditangani. Secepatnya ditanggulangi, jangan sampai sudah terjadi ramai lagi."
Share: