
Ilustrasi Smart Home
Ilustrasi Smart Home
Cyberthreat.id - Kehadiran Smart Home yang memanfaatkan perangkat Internet of Things (IoT) memiliki kerentan terhadap serangan siber jika tidak dilengkapi dengan cybersecurity yang mumpuni.
Banyak pengamat keamanan siber mengatakan salah satu kesalahan paling umum adalah konsumen tidak mengubah password pada perangkat IoT yang digunakan.
Setiap Oktober warga Amerika Serikat memperingati bulan keamanan siber (cybersecurity). Meskipun sebagian kota-kota di AS sudah menerapkan konsep Smart Home, tetapi banyak masyarakat yang masih lalai dengan keamanan siber. Terdengar sangat sederhana bukan?
Konsumen, khususnya penghuni Smart Home, bertanggung jawab atas data pribadi mereka. IoT menjadi salah satu topik yang sering diabaikan orang di AS. Terutama yang berkaitan dengan barang seperti mobil, peralatan rumah, sistem keamanan rumah dan sebagainya.
"Smart Home, bisa berupa TV atau lemari es Anda, saat ini alat-alat itu memiliki komputer di dalamnya, semua terhubung ke internet dan karena mereka terhubung ke internet rentan terhadap peretas," kata Darren Clark, pemilik layanan komputer IoT, dilansir Local DVM, Minggu (13 Oktober 2019).
Password sangat penting karena itu adalah pintu masuk ke dalam sebuah jaringan, sebut saja Smart Home. Di AS, kebanyakan orang menggunakan password default yang tidak diganti setelah dibeli.
"Hampir semua peretas dengan keterampilan minim atau keterampilan tinggi bisa mengecek password default konsumen Smart Home."
"Jika tidak diganti, para penjahat bisa mengendalikannya untuk melakukan serangan di jaringan Anda atau mereka dapat menggunakannya untuk melakukan sesuatu seperti melihat apa yang Anda lakukan di dalam rumah. Sebut saja meretas CCTV," kata Clark.
Ia mencontohkan salah satu item yang tengah populer seperti Smart Watch (jam tangan pintar) sebagai perangkat sederhana yang memiliki sistem operasi (OS) yang sama dengan ponsel. Smart Watch dibobol untuk mengetahui pesan di email atau menyela komunikasi yang terjadi antara jam tangan dengan internet.
"Siapa bisa menyangka dari jam tangan orang bisa mencuri data dan memantau rumah Anda. Saya katakan Anda harus berhati-hati untuk selalu memperbarui password dan update software secara teratur. Karena risiko dan ancaman terus berkembang," ujarnya.[]
Artikel terkait:
Ketika OTP Berbasis SMS Tak Lagi Sakti Lindungi Uang Kita
Share: