IND | ENG
Publik Diminta Waspada Terhadap Praktik Cyberstalker

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Publik Diminta Waspada Terhadap Praktik Cyberstalker
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Kamis, 10 Oktober 2019 - 18:00 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id – Ketua Indonesia Cyber Securty Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengatakan, praktik cyberstalker (penguntit di dunia maya) telah ada sejak lama.

Hanya, menurut dia, masyarakat Indonesia barangkali belum menyadari dan memahami, bahwa mereka sedang menjadi korban pengintaian seseorang.

Di sisi lain, Ardi mengatakan, keberadaan perangkat lunak mata-mata (stalkerware) sampai saat ini belum menjadi perhatian di Indonesia. Padahal, saat ini kian banyak modus stalkerware yang dipasang di laptop atau telepon genggam.

“Formatnya juga macam-macam, sulit kita tahu ada atau tidaknya stalkerware di dalam perangkat kita,” ucap Ardi kepada Cyberthreat.id, Rabu (9 Oktober 2019). Akibatnya, jumlah korban stalkerware sangat sulit ditekan.

Terlebih lagi, kata dia, antivirus juga kerap kali tidak bisa mendeteksi keberadaan aplikasi stalkerware. Namun, lanjut Ardi, masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi dengan tidak sembarangan mengunduh aplikasi baik itu dari penyedia layanan (App Store dan Play Store) atau dari tautan internet.


Berita Terkait:


Ia menekankan, masyarakat mesti berhati-hati saat menerima pesan atau email dari orang yang tidak dikenal.

“Ketika ada orang mengirim email atau pesan WhatsApp itu ada attachement (lampiran). Jangan dengan mudah mengunduh. Karena attacthment itu bisa juga kemungkinan isinya spyware yang ditanamkan dalam attachment itu,” kata dia.

Ia mengingatkan, aplikasi cyberstalker ini bisa membahayakan ketika disalahgunakan. Padahal, bisa digunakan untuk hal-hal positif, contoh, bagi orangtua yang ingin mengetahui aktivitas anaknya.

“Di Eropa, stalkerware itu hampir sebagian besar orang yang bermasalah dengan kejiwaan,” singkat Ardi.

Sebelumya, dalam laporan Kaspersky Januari-Agustus 2019, pengunduh aplikasi stalkerware jumlahnya mencapai 37 ribu di seluruh dunia. Angka tersebut melesat 35 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Kaspersky menemukan setidaknya ada 380 variasi stalkerware atau naik 31 persen.

Untuk diketahui, aplikasi stalkerware dapat melacak lokasi korban secara tepat lewat GPS, merekam panggilan, melihat pesan teks, melihat foto-foto yang disimpan secara lokal, dan mengamati aktivitas penjelajahan web.

Jika perangkat laptop atau ponsel tersusupi stalkerware, penguntit dapat dengan mudah mengakses kontak, termasuk nomor telepon dan alamat email.

Penguntit juga bisa mengambil gambar lewat kamera depan atau belakang, merekam audio melalui perangkat mic, sampai Dapat menghidupkan dan mematikan perangkat dari jarak jauh. Semua aktivitas tersebut, dilakukan pengutit tanpa disadari oleh korban.

Redaktur: Andi Nugroho

#malwarebytes   #malware   #stalkerware   #serangansiber   #internet   #ancamansiber

Share:




BACA JUGA
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Malware Manfaatkan Plugin WordPress Popup Builder untuk Menginfeksi 3.900+ Situs
CHAVECLOAK, Trojan Perbankan Terbaru
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Paket PyPI Tidak Aktif Disusupi untuk Menyebarkan Malware Nova Sentinel