IND | ENG
Ekonomi Digital Tembus Rp 560 M, Analis: Siapkan Security

Ilustrasi

Ekonomi Digital Tembus Rp 560 M, Analis: Siapkan Security
Arif Rahman Diposting : Rabu, 09 Oktober 2019 - 03:01 WIB

Cyberthreat.id - Laporan E-Conomy South East Asia (SEA) 2019 menyatakan sektor ekonomi digital/internet di Asia Tenggara telah menembus angka 100 miliar USD atau sekitar Rp 1.416 triliun.

Dari jumlah itu, lebih dari sepertiga memutar uang di Indonesia yaitu sekitar Rp 560 triliun (40 miliar USD). Pertumbuhan Indonesia memang luar biasa mengingat tahun 2015 ekonomi digital di Indonesia baru bernilai sekitar 8 miliar USD.

Prediksi pertumbuhan di sektor ekonomi digital akan semakin masif di tahun 2025. Disebutkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia mencapai 130 miliar USD (Rp 1.967 triliun), melonjak tiga kali lipat.

Peneliti Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan ada beberapa prasyarat yang harus menjadi perhatian Pemerintah agar pertumbuhan tersebut berkualitas. Di sektor sumber daya manusia (SDM) misalnya.

Pemerintah, kata dia, harus bisa mengakomodasi kebutuhan industri di tengah pertumbuhan dan pembangunan infrastruktur digital yang masif sehingga terbentuk ekosistem.

"Startup digital butuh dukungan pengembangan SDM dari perguruan tinggi yang berkualitas. Jadi, kurikulum yang diajarkan dan skill yang diperlukan startup saling terkait," kata Bhima kepada Cyberthreat.id, Selasa (8 Oktober 2019).

Kemudian insentif pajak dan non-pajak untuk mendorong belanja riset dan pengembangan (R&D) harus ditingkatkan scara efektif. Menurut Bhima, rasio belanja riset terhadap PDB masih sangat rendah.

"Kita itu masih dibawah 1 persen, jauh dibawah China yakni 2,18 persen tahun 2018."

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2018 menyatakan pengguna internet di Indonesia telah mencapai 171 juta. Bahkan sejumlah data terbaru ada yang mengatakan hingga September 2019 telah mencapai 180 juta.

"Ini (ekonomi digital) akan lebih masif lagi ketika internet masuk ke pelosok dan wilayah pedesaan."

Dari semua prasyarat yang disebutkan tersebut, Bhima mengatakan Pemerintah juga harus memikirkan aspek keamanan/security sehingga ekonomi digital menjadi berkualitas.

Jika saat ini Pemerintah menggalakkan pembangunan infrastruktur fisik disertai keamanan dan kenyamanan serta investasi masa depan, maka infrastruktur digital juga memerlukan hal serupa.

Ekosistem yang terdiri dari SDM, infrastruktur hingga perangkat regulasi memerlukan aspek keamanan yang akan membuat investor terus datang berinvestasi di bisnis digital.

Menurut data Cybersecurity Ventures, pengeluaran cybersecurity menjelang 2021 diperkirakan akan melebihi 1 triliun USD. Pada saat bersamaan kerugian global tahunan dari serangan cyber diperkirakan mencapai 6 triliun USD.

"Misalnya cybersecurity di infrastruktur digital/siber. Itu juga jadi prasyarat perkembangan ekonomi digital yang berkualitas," ujar Bhima. 

#Indef   #ekonomidigital   #BhimayudhistiraAdhinegara   #cyberthreat   #cybersecurity   #sdmcyber   #transaksielektronik   #SPBE   #talentadigital   #literasidigital

Share:




BACA JUGA
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Peningkatan Malware Raspberry Robin dengan Penyebaran Discord dan Eksploitasi Baru
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center