Jakarta, Cyberthreat.id – Wacana keamanan dan ketahanan dunia siber sama sekali tak disinggung dalam debat calon presiden yang diadakan Komisi Pemilihan Umum pada Sabtu (30/3/2019). Kedua capres baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto justru lebih fokus pertahanan dan keamanan secara fisik, yaitu teknologi alutsista.
Ketika diminta menanggapi soal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tidak mau menjawab secara langsung terkait debat. Namun, ia menjelaskan, bahwa pemerintah saat ini telah peduli dengan isu keamanan di dunia siber. Salah satunya, kata dia, dengan membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Kemanan siber itu penting. Justru, perang yang ke depan itu adalah tidak hanya perang fisik, tetapi perang dunia digital. Karenanya pemerintah mengambil inisiatif membentuk BSSN. BSSN mengoordinasi yang berkaitan ketahanan siber,” kata Rudiantara di Jakarta, Senin, (1/4/2019).
Menurut Rudiantara, meski ketahanan siber untuk publik berbeda dengan ketahanan fisik, dalam hal ini berkaitan alat ketahanan negara (TNI dan Polri), BSSN memiliki koordinasi erat dengan kedua lembaga tersebut. Fungsi BSSN saat ini lebih kepada non pertahanan dan keamanan siber (cybersecurity) secara nasional.
Redaktur: Andi Nugroho