
Ilustrasi | Foto: Freepik
Ilustrasi | Foto: Freepik
Kentucky, Cyberthreat.id- Seorang pria asal Amerika Serikat (AS), Mikhy Farrera Brochez, dilaporkan telah membocorkan data detail rahasia ribuan orang penderita HIV di Singapura. Kebanyakan penderita tersebut adalah warga asing.
Akibat perbuatan tersebut, Brochez divonis penjara selama dua tahun oleh pengadilan Kentucky, AS, pada bulan Juni 2019. Vonis tersebut dijatuhkan, karena Brochez mencoba memeras pemerintah Singapura menggunakan data yang dicuri tersebut.
"Perilaku terdakwa serius dan signifikan, mempengaruhi ribuan orang di seluruh dunia," kata Jaksa AS Robert M. Duncan Jr, seperti dikutip dari SecurityWeek, Selasa, (1 Oktober 2019).
Berdasarkan laporan tersebut, Brochez, selama 34 tahun telah memperoleh data dari pasangannya, yang merupakan seorang dokter senior Singapura. Dokter tersebut, bahkan juga membantu Brochez menyembunyikan status HIV-positif untuk mendapatkan izin kerja.
“Informasi rahasia termasuk nama dan alamat 14.200 orang yang didiagnosis dengan virus yang menyebabkan AIDS dibuang secara online. Kebocoran itu menyebabkan kecemasan di antara mereka yang HIV, yang telah lama mengeluh menghadapi prasangka di Singapura yang secara sosial konservatif,” tulis SecurityWeek.
Data yang dibocorkan tersebut termasuk juga informasi tentang lebih dari 50 warga negara AS. Berdasarkan kesaksian di pengadilan, Brochez mengirim data melalui email kepada ibunya di Kentucky dan mengambil informasi tersebut, setelah kembali AS.
“Kebocoran data adalah pelanggaran besar kedua terhadap informasi rahasia yang diungkapkan dalam beberapa bulan, setelah catatan kesehatan sekitar 1,5 juta warga Singapura dicuri oleh peretas tahun lalu,” ungkap SecurityWeek.
Share: