
PayLater Gojek | Foto: Gojek.com
PayLater Gojek | Foto: Gojek.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Fitur PayLater akhir-akhir ini sedang digemari sebagian masyarakat sebagai cara pembayaran transaksi secara online. Berbagai perusahaan aplikasi mulai mempromosikan fitur ini, seperti Gojek, Traveloka, dan lain-lain.
Cara penggunaan fitur PayLater cukup sederhana: Anda beli barang sekarang, tapi bayarnya bisa belakangan. Ini cara pembayaran gaya baru bagi Anda yang tak memiliki kartu kredit.
PayLater bisa dimanfaatkan untuk menalangi semua kebutuhan pengguna layaknya kartu kredit. Memiliki sistem yang sama dengan kartu kredit, tapi bedanya pengguna tidak perlu repot-repot melewati proses pengajuan ke bank.
Di Indonesia fitur PayLater dikenalkan oleh tiga perusahaan yaitu Gojek, OVO, dan Traveloka. Belum lama ini, Traveloka juga menggandeng Bank BRI untuk meluncurkan PayLater Card.
Sayangnya, masih banyak pihak yang kurang berhati-hati dengan penggunaan fitur tersebut. Ada pengguna Gojek, misalnya, yang mengeluhkan hadirnya fitur PayLater yang bekerja secara otomatis. Ini membuat pengguna kebingungan dengan tagihan PayLater yang tiba tiba masuk tanpa ada konfirmasi penggunaan sebelumnya.
Kejadian tersebut diungkapkan oleh pengguna Twitter @Rfikahasna. Ia mengatakan, tidak merasa pernah menggunakan fitur PayLater, tapi mendapatkan tagihan. Di Twitter, banyak pula pengguna Gojek yang mengeluhkan hal yang serupa dengan @Rfikahasana.
“Saya ga pernah ngerasa pake paylater kok ada tagihan sih? Mana bunganya gede lagi. Auto gamau pake gojek lagi @gojekindonesia,” tulis dia, Senin (30 September 2019).
Ketika dikonfirmasi oleh Cyberthrear.id, ia mengatakan, selama ini dirinya hanya menggunakan uang tunai atau Go-Pay, tidak pernah mengaktifkan fitur PayLater. Namun, dirinya tiba-tiba menerima email yang berisi tagihan Gopay.
“Fitur itu secara otomatis ada di aplikasi Gojek saya. Saya tidak pernah pakai, tapi muncul tagihan. Di tagihan saya pakai PayLater Rp 2.000, bunga Rp 5.000,” ujar pemilik nama Rafika ini.
Dengan kejadian itu, ia mengaku langsung membayar tagihan tersebut melalui Go-Pay dan menghubungi pengelola Go-Pay terkait fitur PayLater atas nama dirinya.
“Saya sudah hubungi Findaya (pengelola fintech Go-Pay) untuk nonaktifkan fitur PayLater, tapi belum ada respons. Soalnya dari perangkat pun tidak bisa menghentikan layanan itu sendiri,” ujar Rafika.
Dalam kasus tersebut, Pengamat Keamanan Siber dari PT Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai Gojek haruslah bertanggung jawab sebagai penyedia fitur PayLater. Menurut dia, kesalahan Gojek adalah PayLater berjalan secara otomatis aktif tanpa ada persetujuan dari pengguna.
“Saat saldo Go-Pay dari pengguna habis, fitur itu akan otomatis bayar,” ujar Alfons saat dihubungi oleh Cyberthreat.id. Menurut dia, Go-Pay harus segera mengevaluasi metode pengaktifan fitur PayLater sehingga tidak otomatis aktif.
Seharusnya, kata Alfons, pengguna diberi pilihan untuk mengaktifkan atau tidak fitur tersebut. Jika dengan kondisi saat ini, satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh pengguna adalah tidak memilih PayLater tiap kali melakukan pembayaran Go-Pay. Belum lagi bunga yang diberikan Go-Pay lumayan tinggi, yaitu lima persen per bulan atau minimal 60 persen per tahun.
“Harusnya Go-Pay mengevaluasi hal ini dan tidak mencari keuntungan dengan cara yang merugikan pelanggan. Ada tendensius merugikan karena di set oleh Go-Pay aktif secara default,” ujar Alfons.
PayLater saat ini tersedia untuk para pengguna terpilih yang merupakan pelanggan setia Gojek, yang telah terverifikasi dengan cara unggah KTP dan swafoto. Para pengguna tersebut memiliki batas penggunaan yang dimulai dari Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per bulan, serta admin fee mulai dari Rp 12.500 per bulan.
Para pengguna dapat menikmati kemudahan layanan tersebut berkali-kali dengan hanya membayar sekali di akhir bulan dengan menggunakan Go-Pay.
Urusan penagihan, GoJek telah menyiapkan rangkaian preventif lewat notifikasi email, SMS, dan automated call. Pembayaran PayLater ini akan jatuh tempo tiap akhir bulan, demikian seperti dikutip dari Kontan.co.id
Redaktur: Andi Nugroho
Share: