
Gelombang pengungsi akibat kerusuhan di Wamena
Gelombang pengungsi akibat kerusuhan di Wamena
Jakarta, Cyberthreat.id - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan layanan data di seluruh wilayah Papua normal. Seluruh layanan data dibuka pada pukul 09.00 WIT pada Sabtu (28 September 2019).
"Dengan demikian seluruh layanan telekomunikasi dan internet di 29 kabupaten/kota di Provinsi Papua dan 13 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat telah berfungsi normal seperti semula," demikian keterangan pers Kemkominfo kepada media, Sabtu (29 September 2019).
Pembukaan layanan data internet dilakukan setelah mempertimbangkan situasi dan kondisi keamanan, termasuk di wilayah Kabupaten Wamena yang mengalami kerusuhan pada 23 September menyebabkan 32 orang tewas serta menimbulkan gelombang pengungsi ke daerah lain.
"Kondisi telah pulih dan normal berdasarkan koordinasi dengan instansi penegak hukum dan aparat keamanan."
Ke depan, Pemerintah tetap meminta kepada seluruh masyarakat Papua dan rakyat Indonesia tetap mewaspadai hoaks, ujaran kebencian, provokasi, isu Sara serta upaya memecah belah.
Pesan dan informasi yang perlu diwaspadai adalah semburan disinformasi, tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi luar negeri. Tujuannya untuk menyerang pikiran manusia sehingga menimbulkan konflik dan perpecahan.
"Kita semua ingin situasi dan kondisi keamanan di Provinsi Papua dan Papua Barat yang telah kondusif dan pulih tetap terjaga."
Pakar siber CISSReC, Pratama Persadha, menemukan lebih dari 65 persen kabar dan informasi yang beredar di media sosial tentang Papua berasal dari luar negeri. Pesan dan narasi yang disampaikan kebanyakan dibelokkan sehingga situasi di Papua makin kacau.
"Itu kami menemukan bahwa pesan-pesan yang memanas-manasi situasi itu orangnya atau akunnya berada di luar negeri. Sementara kita disini dibikin panas untuk berperang," ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Share: