
Konferensi pers jaminan produk halal di Kementerian Perdagangan, Selasa (24 September 2019)
Konferensi pers jaminan produk halal di Kementerian Perdagangan, Selasa (24 September 2019)
Jakarta, Cyberthreat.id - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menjamin akan menyebarluaskan sertifikasi halal sehingga masyarakat memahami definisi dan manfaat halal.
Kepala BPJPH, Soekoso, mengatakan masyarakat butuh fakta yang benar untuk memfatwakan halal sehingga tabir yang abu-abu di semua produk harus dibuka sehingga potensinya keluar.
"Kami akan merilis produk-produk yang sudah sertifikasi halal sehingga orang tahu," kata Soekoso di Kementrian Perdagangan, Jakarta, Selasa (24 September 2019).
Memang salah satu kendala yang dihadapi adalah jumlah auditor halal yang masih terbatas. Apalagi sebaran produk halal di Indonesia bisa terdapat di seluruh Indonesia.
The State of the Global Islamic Economy Report 2018 - 2019 mencatat
besaran total pengeluaran belanja masyarakat Muslim dunia pada tahun
2017 di berbagai sektor halal mencapai 2,1 triliun USD. Jumlah itu akan terus tumbuh hingga 3 triliun USD pada 2023.
Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Arief Safari, mengatakan potensi ekonomi halal Indonesia akan semakin terbuka jika jutaan usaha kecil menengah mendapatkan sertifikasi halal terutama di sektor pangan, obat-obatan dan kosmetik.
Sayangnya Indonesia hanya menduduki peringkat ke-10 dalam potensi ekonomi halal sementara penduduk muslim mencapai 85 persen. Itu artinya Indonesia belum berperan maksimal. Salah satu cara memaksimalkan potensi adalah dengan meraih peluang digitalisasi.
"Jika kita bisa catat dan ketahui semua produk halal, itu semua potensinya keluar. Orang jadi tahu Indonesia surga produk halal sehingga orang berdatangan," ujarnya.
CEO startup Halallocal, Nurma Larasati, mengatakan salah satu persoalan dalam mengembangkan bisnis halal digital adalah ketersediaan data. Diantara berbagai data, salah satu yang dicari adalah data produk halal di Tanah Air. Dan 35 persen bisnis halal di Indonesia adalah halal food.
"Itu kalau kita punya daftar produk halal semakin banyak, maka aplikasi semakin bagus dong. Jadi kalau ada sertifikasi ini sangat mendukung," ujarnya kepada Cyberthreat.id beberapa waktu lalu.
Share: