IND | ENG
Gubernur BI Sebut Proteksi Data di Indonesia Masih Lemah

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Gubernur BI Sebut Proteksi Data di Indonesia Masih Lemah
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Selasa, 24 September 2019 - 08:55 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan di era digital ini data menjadi hal yang sangat penting. Maka dari itu, pengelolaan dan keamanan data harus dilakukan dengan baik.

Menurut dia, saat ini Indonesia belum bisa mengelola data dengan sangat baik. Ini terlihat dari masih banyak data yang berceceran, bahkan beberapa kali terjadi kasus kebocoran data. Padahal di era digital, data menjadi harta yang tak ternilai.

“Saat ini pengelolaan data Indonesia masih dilakukan secara pribadi. Swasta menyimpan data sendiri, sedangkan pemerintah hanya memiliki data dasar,” ujar Perry saat di acara “Indonesia Fintech Summit and Expo 2019” di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (23 September 2019).

Berkaitan dengan hal tersebut, ia ingin Indonesia belajar dari India dan China dalam pengelolaan data ini. Dua negara tersebut memberikan sebagai datanya menjadi data publik.

Ia menambahkan saat ini perkembangan layanan teknologi finansial (fintech) sangatlah cepat sehingga bank-bank perlu melakukan integrasi data dengan pelaku fintech. Nantinya, integrasi data ini dilakukan dengan dasar persetujuan dari nasabah.

Data-data tersebut, kata dia, nantinya bisa dimanfaatkan lagi oleh para pelaku usaha untuk melakukan inovasi, “Dengan catatan adanya persetujuan dari nasabah,” kata Perry. Selain itu, melalui kerjasama ini diharapkan dapat mengurangi berbagai risiko yang mungkin dihadapi oleh pelaku fintech.

"Saat membangun data harus ada persetujuan dari konsumen dan digunakan oleh industri, tapi juga bisa data dihasilkan oleh swasta untuk inovasi.  Jadi, data identitas, seperti tanggal lahir harus izin konsumen dan perusahaan swasta bisa gunakan data lain,” kata Perry.

Sementara itu, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, mengatakan, perkembangan layanan fintech semakin pesat, terlihat dari jumlah penggunanya kian meluas ke seluruh lapisan masyarakat.

Ia mengatakan, Jakarta menjadi salah satu kota yang penduduknya paling banyak menggunakan layanan fintech. "Jakarta menjadi pemimpin yang terdepan dalam penggunaan fintech," ujar dia saat membuka pameran di lokasi yang sama.

Memiliki populasi penduduk terbesar, menurut Sri Mulyani, Jawa menjadi salah satu pulau teratas dalam penetrasi fintech.

"Jawa masih mendominasi perkembangan ekonomi digital dan penggunaan fintech. Oleh karena itu, penggunaan fintech perlu ditingkatkan agar tidak hanya masyarakat di Jawa yang sering menggunakan fintech," kata dia.

Yang menjadi permasalahan sulitnya penetrasi fintech di luar Jawa, kata Sri Mulyani, adalah sulitnya akses terkait dengan informasi.

Redaktur: Andi Nugroho

#fintech   #datapribadi   #perlindungandatapribadi   #ruupdp   #gubernurbankindonesia   #perrywarjiyo   #keamanandatapribadi

Share:




BACA JUGA
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode
Serahkan Anugerah KIP, Wapres Soroti Kebocoran Data dan Pemerataan Layanan
Bawaslu Minta KPU Segera Klarifikasi Kebocoran Data, Kominfo Ingatkan Wajib Lapor 3x24 Jam
BSSN Berikan Literasi Keamanan Siber Terhadap Ancaman Data Pribadi di Indonesia