
Benni Adham, Pengamat Teknologi sekaligus Product Creator dan CEO Paques | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
Benni Adham, Pengamat Teknologi sekaligus Product Creator dan CEO Paques | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman
Jakarta,Cyberthreat.id- Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI) digadang-gadang bakal menggeser peran manusia. Salah satu contoh terbaru adalah, kehadiran robot yang dibekali dengan teknologi AI.
Robot bisa menjalankan perintah, bahkan mengerjakan apa yang dikerjakan manusia. Sehingga, banyak yang menilai, Robot sudah dan bahkan akan mengambil alih peran manusia.
Pengamat Teknologi, Benni Adham mengatakan, teknologi AI memiliki kelebihan. Tetapi, itu tidak bisa menggantikan peran manusia. Kehadiran teknologi AI, justru akan melengkapi peranan manusia dalam bekerja maupun dalam berinteraksi.
“Dari sisi teknologi, AI memiliki banyak kelebihan. Tetapi itu tidak bisa menggantikan peranan manusia. Teknologi AI berperan untuk melengkapi peranan manusia," kata Benni di Jakarta, Rabu, (18 September 2019).
Meskipun AI bisa melakukan apa yang dilakukan manusia, tetapi ada satu kekurangan yang sangat mendasar dari teknologi AI, seperti yang ada pada robot, yaitu dia tidak memiliki moral dan keinginan. "Itu justru hanya ada pada manusia,” tambah Benni.
Terkait penggunaan teknologi AI untuk menggerakan robot, Benni menilai, itu terjadi karena sistem back end informasi yang bekerja di belakangnya. Robot hanya bisa bekerja maksimal, jika mesin yang menggerakan sistem tersebut berjalan dengan benar.
Mesin yang dibangun untuk menjalankan robot tersebut, juga harus memiliki sejumlah teknologi yang mendukung. Misalnya, ada sistem big data di belakangnya, teknologi SIRI dari Google, dan masih banyak lagi.
“Robot baru bisa menerjemahkan perintah dengan benar, jika sejumlah teknologi di belakangnya mendukung. Jika tidak, maka Robot akan salah mengintepretasikannya,” jelas pria yang juga merupakan Product Creator dan CEO Paques tersebut.
Tak hanya itu, meskipun Robot yang menjalankan teknologi AI, sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi di belakangnya, Robot juga tidak sepenuhnya bisa mengintepretasikan apa yang diperintahakan. Karena Robot, harus menerjemahkan, teks ke voice.
“Jadi, robot enggak bisa secara natural menerjemahkan peintah saat itu. Misalnya dia sudah diprogram suatu interaksi tertentu, tetapi tiba-tiba ada yang melakukan perintah tidak sesuai yang sudah diprogram oleh mesin, maka robot akan salah menerjemahkan. Yang bisa melakukan itu, hanya manusia, karena manusia memiliki moral, perasaan, dan keingginan,” ungkap Benni.
Benni juga mengakui, saat ini, teknologi AI yang disematkan pada robot sudah digunakan di berbagai industri. Dan itu, cukup membantu industri. Tetapi, industri tidak bisa semata dikendalikan oleh mesin. Pasalnya, mesin tidak bisa berevolusi untuk mencapai keinginan tertentu.
“Mesin tidak bisa melakukan evolusi. Karena, dia tidak memiliki keinginan. Oleh karena itu, peran manusia dalam melakukan inovasi untuk menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru masih sangat dibutuhkan. Jadi, AI hanya bersifat membantu, bukan menggantikan,” jelas Benni.
Share: