
Direktur Eksekutif Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Wantiknas), Gerry Firmansyah. | Foto: Cyberthreat.id/Oktarina Paramitha Sandy
Direktur Eksekutif Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Wantiknas), Gerry Firmansyah. | Foto: Cyberthreat.id/Oktarina Paramitha Sandy
Jakarta, Cyberthreat.id – Untuk mendukung inovasi dan industri 4.0, kampus-kampus di Indonesia sudah saatnya mulai melakukan riset tentang kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (machine learning), dan teknologi informasi lain.
Direktur Eksekutif Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Wantiknas), Gerry Firmansyah, mengatakan, harus ada kolaborasi antara industri dan institusi pendidikan untuk menumbuhkan kesadaran (awareness) masyarakat dan calon tenaga kerja di era industri 4.0.
Menurut dia, sumber daya manusia saat ini di Indonesia di bidang TIK tersedia banyak, tapi belum bisa dipertemukan dengan industri yang membutuhkan.
“Kolaborasi antara industri dan akademisi harus diperbanyak. Dengan begitu kita tahu, apa yang dibutuhkan industri dan akademisi yang akan menyiapkan,” ujar dia saat ditemui dalam diskusi “Digitalks 4.0” di Universitas Indraprasta PGRI , Jakarta Selatan, Kamis (5 September 2019).
Ia kemudian mencontohkan yang dilakukan oleh Dewan TIK dan Pemerintah Provinsi Bali. Mereka saat ini sedang membangun Bali Pilot Project sebagai percontohan penerapan industri 4.0.
“Itu nantinya direplikasi dan diterapkan di seluruh Indonesia,” kata dia.
Untuk replikasi di daerah lain, menurut Gerry, bukan dilihat dari berapa lama waktu yang dibutuhkan, tapi bergantung pada adaptasi masyarakat terhadap teknologi industri itu sendiri.
Menurut Gerry, salah satu ketakutan mengenai industri 4.0 adalah hilangnya pekerjaan manusia yang akan digantikan oleh perangkat teknologi seperti mesin dan robot. Justru, menurut dia, industri 4.0 akan memunculkan lapangan pekerjaan yang baru.
“Tidak akan menghilangkan pekerjaan manusia, tapi akan ada shifting job, justru akan muncul pekerjaan baru,” kata dia.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: