IND | ENG
Pengguna Medsos Masih Bikin Sandi Lemah

Ilustrasi | FREEPIK.COM

Pengguna Medsos Masih Bikin Sandi Lemah
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Minggu, 21 April 2019 - 17:11 WIB

London, Cyberthreat.id – Berdasarkan riset yang dilakukan National Cyber Security, badan pemerintahan Inggris di London, banyak pengguna media sosial di Inggris ternyata tidak tahu cara untuk melindungi diri dari kejahatan dunia maya.

Salah satu yang paling krusial adalah mereka membuat kata sandi yang paling umum dan terlalu mudah tingkat keamanannya.

Survei NCSC juga menunjukkan hanya sebanyak 15 persen yang tahu bagaimana cara melindungi diri dari kejahatan siber. Lalu, hanya delapan persen yang menggunakan kata sandi yang sangat kuat dan terpisah dari akun email utama mereka.

“Sisanya sebanyak 77 persen menggunakan kata sandi lemah dan tidak begitu mengetahui terkait kejahatan siber,” demikian seperti dikutip dari Sky News, Minggu (21/4/2019).

Kata sandi yang paling umum digunakan adalah 123456, 123456789, qwerty, 111111, serta serangkaian huruf yang muncul dalam barisan keyboard. Selain itu, mereka juga menggunakan kata sandi dengan nama seperti Ashley, Daniel, Jessica, dan nama band seperti Blink182.

“Penggunaan kata sandi lemah adalah risiko besar yang dapat dihindar. Jangan melindungi data sensitif dengan sesuatu yang dapat ditebak, seperti nama depan, tim sepak bola lokal, atau band favorit mereka” ujar Direktur Teknik NCSC Dr Ian Levy.

Menurut dia, kata sandi yang sulit ditebak adalah langkah yang sangat bijak dalam membuat keamanan di akun pribadi. Ia juga menyarankan menggunakan tiga kata acak yang mudah diingat. Hal ini dimaksudkan agar orang lain tidak mudah untuk menebak kata sandi akun pribadi.

Redaktur: Andi Nugroho

 

#sandi   #sandi   #lemah   #pengguna   #medsos   #password   #medsos   #

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital