IND | ENG
Scammers Incar Swafoto yang Menggunakan Kartu Identitas

Ilustrasi | Foto : Today.line.me

Scammers Incar Swafoto yang Menggunakan Kartu Identitas
Eman Sulaeman Diposting : Selasa, 03 September 2019 - 16:31 WIB

Jakarta,Cyberthreat.id- Saat melakukan registrasi, beberapa layanan online akan meminta untuk mengkonfirmasi identitas  dengan mengunggah swafoto yang menunjukkan wajah dan ID pengguna.

Hal ini sebenarnya merupakan cara mudah untuk membuktikan kevalidan data pengguna. Pengguna tidak lagi harus pergi ke kantor yang berjarak jauh dan melakukan antrian. Hanya dengan mengambil swafoto, unggah, dan tunggu beberapa saat agar akun Anda disetujui oleh administrator.

Sayangnya, tidak hanya situs web sah dengan reputasi baik yang tertarik pada pada swafoto dengan kartu identitas, tetapi juga para phiser.

Perusahaan siber security, Kaspersky,  memaparkan cara kerja dari aksi penipuan (scam), mengapa para pelaku kejahatan siber sangat tertarik untuk memiliki foto pengguna dengan kartu ID, dan juga cara pengguna agar tidak terjerumus dalam umpan mereka.

Memverifikasi Identitas Anda

Skenario bisnis umum saat ini kerap dimulai dengan email dari bank, sistem pembayaran, atau jejaring sosial yang mengatakan bahwa untuk “keamanan ekstra” (atau alasan lain), maka Anda perlu mengkonfirmasi identitas Anda.

Tautan mengarah ke halaman dengan formulir yang meminta Anda memasukkan kredensial akun, detail kartu pembayaran, alamat, nomor telepon, atau informasi lainnya, dan untuk mengunggah swafoto dengan kartu ID yang terlihat jelas atau dokumen lainnya.

“Pada titik ini, Anda harus berhenti dan berpikir. Apakah benar-benar ide yang bagus untuk mengunggah swafoto Anda dengan ID? Mereka bisa jadi adalah para  scammers.” tulis Kaspersky melalui siaran pers, Selasa, (3 Agustus 2019).


Jika Anda mengirim swafoto kepada para scammer, mereka akan dapat membuat akun atas nama Anda. Misalnya, pada saat melakukan pertukaran mata uang kripto dengan tujuan menggunakannya untuk mencuci uang. Akibatnya, Anda mungkin mengalami masalah dengan hukum.

“Di pasar gelap, swafoto dengan ID memiliki nilai yang jauh lebih tinggi  dari sekadar pemindaian ID. Setelah mendapatkan foto yang diinginkan, para scammers dapat menjualnya secara menguntungkan, dan pembeli dapat menggunakan nama Anda sesuka mereka,” tambah Kaspersky.

Tanda-Tanda Penipuan Online

Untungnya, menurut Kaspersky, penipuan online masih memiliki banyak celah ketidaksempurnaan dalam setiap aksinya. Jika kita dapat lebih teliti, maka penipuan akan dapat diketahui dengan jelas. Hampir semua dugaan email phising dan situs web selalu memiliki banyak elemen yang mencurigakan, seperti :

1. Error dan Kesalahan Ketik

Kemungkinan besar, email dan formulir entri data tidak akan tertulis dengan frasa yang cukup baik. Apakah situs web resmi dan email dari organisasi besar akan dipenuhi dengan kesalahan tata bahasa dan kesalahan ketik?

2. Alamat Pengirim Yang Mencurigakan

Pesan penipuan kerap datang dari alamat yang terdaftar pada layanan email gratis, atau milik perusahaan tanpa afiliasi dan apa pun dengan yang disebutkan dalam email.

3. Nama Domain Tidak Sesuai

Bahkan jika alamat pengirim terlihat sah, situs yang meng-hosting formulir phishing cenderung berlokasi pada domain yang tidak sah atau tidak terkait.

Dalam beberapa kasus, alamatnya bisa sangat mirip (tetapi masih berbeda). Pada orang lain perbedaannya mencolok. Misalnya, pesan yang diduga dari LinkedIn karena alasan tertentu mengundang pengguna untuk mengunggah foto ke Dropbox.

4. Batas Waktu yang Sangat Ketat

Seringkali, penulis email penipuan akan  melakukan yang terbaik untuk mendesak si penerima, misalnya dengan mengklaim bahwa tautan akan kedaluwarsa dalam 24 jam.

Scammers sering menggunakan teknik ini, karena rasa urgensi akan menyebabkan banyak orang bertindak tanpa berpikir. Tetapi organisasi yang memiliki reputasi baik tidak akan memburu Anda tanpa alasan masuk akal.

5. Kembali Meminta Informasi yang Sudah Anda Berikan

Berhati-hatilah tiga kali lipat jika setidaknya sebagian dari informasi yang diminta (misalnya, alamat email atau nomor telepon) adalah sesuatu yang sudah Anda berikan saat melakukan registrasi.

Dalam beberapa kasus bank, identitas Anda dikonfirmasi saat membuka akun. Mengapa memverifikasi lagi demi beberapa "keamanan ekstra" yang tidak jelas?

6. Menuntut Alih-alih Penawaran

Banyak sumber yang menawarkan fitur-fitur canggih, termasuk berkaitan dengan keamanan, dengan imbalannya informasi tentang Anda, tetapi dalam akun pribadi Anda di situs web, bukan melalui email.

Dan biasanya bentuk tawaran tersebut bisa Anda tolak sewaktu-waktu. Namun sebuah formulir yang terbuka dari tautan pada beberapa email penipuan, hanya memiliki satu tombol, seolah-olah menyarankan bahwa tidak ada pilihan selain mengunggah swafoto.

7. Tidak Ada Informasi Terkait di Situs Web Resmi

Anda mungkin benar-benar harus mengkonfirmasi identitas Anda pada sumber yang sudah lama digunakan. Namun itu pengecualian, bukan sebuah aturan, dan detail mengenai segala sesuatunya harus tersedia di situs web resmi layanan dan dapat dengan mudah dicari di google.

“Jangan pernah membagikan swafoto dengan identitas diri jika tidak jelas kebenarannya,” tambah Kaspersky.

Untuk mencegah para pelaku kejahatan siber mencuri identitas Anda, berhati-hatilah dengan segala permintaan data, terutama yang melibatkan dokumen-dokumen penting.

Pertama, selalu waspada atas permintaan untuk memverifikasi identitas di layanan yang sudah sering Anda gunakan. Jika Anda berpikir dua kali untuk mengabaikan pesan tertentu, cari informasi lengkap di situs web resmi perusahaan.

Kedua, perhatikan kualitas teks. Ingatlah bahwa kesalahan tata bahasa, kata-kata yang hilang, dan kesalahan ketik dalam komunikasi perusahaan nyata sangat jarang terjadi.

Ketiga, periksa dari mana pesan itu berasal, dan di mana tautan menunjuk. Perusahaan mengirim surat dari domain resmi, dan jika teradapat pengecualian mereka akan menjelaskannya pada situs web resmi. Survei, formulir masuk, dan halaman resmi lainnya juga biasanya terdapat pada sumber resmi.

Keempat, pembatasan apa pun, seperti kerangka waktu yang mendesak untuk memberikan informasi, harus diwaspadai. Lebih baik melewati tenggat waktu daripada mengirim data Anda ke pelaku kejahatan siber.

Kelima, jika ragu, hubungi layanan pelanggan. Tetapi jangan gunakan nomor yang disediakan dalam pesan. Temukan nomor terlegitimasi pada situs resmi atau di email konfirmasi pendaftaran.

 

#scammers   #kaspersky   #swafoto   #kartuidentitas   #datapribadi   #penjualandatapribadi   #pasargelap   #identitas   #tegistrasionline

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode
Serahkan Anugerah KIP, Wapres Soroti Kebocoran Data dan Pemerataan Layanan
Bawaslu Minta KPU Segera Klarifikasi Kebocoran Data, Kominfo Ingatkan Wajib Lapor 3x24 Jam