
Suasana di sebuah kafe di Jakarta, Selasa (16/4/2019). CYBERTHREAT.ID | OKTA PARAMITHA SANDY
Suasana di sebuah kafe di Jakarta, Selasa (16/4/2019). CYBERTHREAT.ID | OKTA PARAMITHA SANDY
Jakarta, Cyberthreat.id – Siang itu di sebuah kafe di Jakarta. Banyak pelanggan yang datang untuk sekadar minum kopi atau bercengkerama dengan kawan. Namun, ada pula yang sibuk di depan layar laptop: bekerja.
Salah satunya, Widi Setiawan, karyawan swasta di sebuah perusahaan keuangan di Jakarta, tampak serius di depan laptopnya. Hari itu ia juga sedang menunggu klien di kafe itu. “Wi-fi-nya lumayan kenceng, enaklah kalau di sini,” ujar Widi ketika ditemui Cyberthreat.id di Cuppa Coffe, Kalibata, Jaksel, Selasa (16/4/2019).
Suasana nyaman dan tenang ditemani camilan serta fasilitas wi-fi gratis berkecepatan tinggi menjadi pilihan Widi yang sering berkunjung di Cuppa Coffe.
Hal serupa juga diungkapkan oleh dua mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan. Mereka kerap kali mengunjungi Upnormal Coffe Roaster Kalibata, Jaksel. Tentu saja, selain untuk hang out, fasilitas wifi gratis menjadi alasan utama mereka mengunjungi kafe itu.
“Kalau, misal, ada tugas kuliah biasanya ngerjain juga di sini, kan wi-fi-nya kenceng, ” ujar Annisa yang ditemani Suryana, pelanggan Upnormal Coffee Roaster Kalibata, Selasa.
Mengapa Wi-fi Gratis?
Manajer Operasi Upnormal Coffee Roaster, Putra Ramadhana, mengatakan, kafenya sengaja menyediakan fasilitas wi-fi gratis sengaja sebagai daya tarik kafenya.
“Yang kerja bisa sambil bawa laptop, bisa kerja sambil ngopi di sini. Itu sih sasarannya. Jadi, kenapa ada wi-fi ya untuk layanan kepada pelanggan,” ujar Putra.
Selain untuk fasilitas bagi konsumen, alasan lain ialah untuk memudahkan operasional kafe. Hal ini diungkapkan oleh Yohanes, Operasional dari Whats Up Café yang terletak di Tebet, Jaksel. Menurut dia, sistem operasional di kafenya seluruhnya terkoneksi dengan internet, mulai sistem pembayaran hingga sistem keamanan.
“Karena setiap laporan langsung terkirim kepada pemilik, baik transaksi masuk atau keluar. Jadi, semua laporan itu lewat email. Untuk kemanan ada CCTV juga yang terhubung internet. Itu kenapa kita juga membutuhkan wi-fi,” ujar Yohanes.
Di sisi lain, Yohanes menjelaskan, adanya fasilitas wi-fi juga sangat berkorelasi dengan jumlah pengunjung yang datang. Di Whats Up Café, jumlah pengunjung harian mereka sekitar 100 hingga 130 orang pada hari biasa. Di akhir pekan, pengunjung bisa naik dua kali lipat, yaitu antara 200 hingga 240 orang.
Tahukah Adanya Ancaman Siber?
Sejumlah konsumen yang ditemui Cyberthreat.id mengaku kurang mengetahui ancaman siber yang mereka hadapi saat terkoneksi dengan wi-fi publik
“Saya sempat baca artikel tentang hal tersebut, tapi enggak pernah kepikiran sampai bisa di-hack sih, soalnya selama ini aman–aman aja. Kalau kena virus, saya juga kurang paham,” ujar Widi.
Sementara, Annisa dan Suryana malah tidak tahu sama sekali. “Emangnya ada bahayanya ya? Saya malah baru tahu kalau ada bahayanya. Ternyata serem juga ya mbak, padahal saya sering banget buka media sosial saat pakai wi-fi di mana aja,” ujar Annisa.
Yohanes dari Whats Up Café yang juga tidak mengetahui tentang ancaman siber seperti itu. Ia bahkan baru mendengar hal tersebut ketika diwawancarai oleh Cyberthreat.id.
“Sebenarnya enggak ada sih pemberitahuan seperti itu, saya baru dengar soal bahaya ini. Selama ini enggak pernah ada gangguan kayak diretas atau apa, paling gangguan dari provider internet terkait dengan jaringan, atau misalnya terlalu banyak pengguna wi-fi-nya jadi sedikit lemot,” tutur Yohanes.
Amankah Data Pengunjung?
Para penyedia wi-fi gratis di kafe–kafe yang diwawancarai mengaku tidak begitu paham soal jaminan keamanan data para penggunanya dari ancaman siber seperti peretasan atau pencurian data.
Alasan utamanya adalah karena mereka tidak mengetahui ancaman siber itu sendiri dan tidak pernah menerima keluhan dari para konsumennya. Mereka mengaku hanya bisa mengontrol para penggunanya agar tidak bisa membuka situs pornografi dan situs yang dilarang oleh pemerintah.
Yohanes dari Whats Up Café mengatakan, pihaknya tak bisa memastikan keamanan pengguna dari ancaman siber. “Selama ini saya tidak pernah menerima laporan dari pengguna mengalami hal-hal seperti itu (ancaman siber),” kata Yohanes.
Putra Ramadhana dari Upnormal Coffee Roaster mengatakan, persolan jaringan internet yang lebih memahami adalah divisi TI dari kantor pusat.
“Tim TI kami yang mengurus hal-hal tersebut, seminggu sekali mereka cek jaringan dan lain-lain. Tapi, sejauh ini kami enggak pernah menerima laporan mengenai ada data yang hilang atau terkena virus setelah menggunakan wi-fi kami,” kata Putra.
Ancaman Penyadapan
Pengamat keamanan siber drai PT Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan, ancaman siber melalui wi-fi publik sangat nyata. Sebab, kata dia, perangkat pengguna yang terkoneksi dengan wi-fi publik, semua data yang masuk dan keluar dri ponsel atau komputer akan melewati perangkat wi-fi atau router.
"Jika pemilik wi-fi adalah orang jahat, data itu yang sangat berpotensi untuk disadap,” ujar Alfons ketika dihubungi Cyberthreat.id, Rabu (17/4/2019).
Untuk antisipasi agar aman atau terhindar dari penyadapan adalah disiplin menggunakan aplikasi VPN atau Virtual Private Network. Dengan VPN, kata dia, sebelum data dikirimkan, data itu akan dienkripsi sehingga ketika pihak lain yang ingin mengambilnya, data tersebut tidak akan bisa dibaca.
“Kalau tidak terpaksa atau curiga itu hot spot palsu sebaiknya hindari wi-fi gratis. Atau saat melakukan hal penting seperti internet banking, janga memakai wi-fi publik yang tidak diketahui keamanannya,” ujar Alfons.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: