
Transjakarta salah satu alat transportasi publik di Jakarta yang telah dipasangi sistem GPS. | Foto: Cyberthreat.id/Rahmat Herlambang
Transjakarta salah satu alat transportasi publik di Jakarta yang telah dipasangi sistem GPS. | Foto: Cyberthreat.id/Rahmat Herlambang
Jakarta, Cyberthreat.id – Serangan siber yang ada di dunia saat ini semakin beragam. Bahkan, ancaman siber tersebut juga bisa mengintai alat transportasi melalui perangkat GPS yang terkoneksi internet.
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menyatakan sedang mengupayakan perangkat GPS untuk dilengkapi dengan sistem keamanan siber (cybersecurity).
Direktur Angkutan Darat Kementerian Perhubungan RI, Ahmad Yani, mengatakan, mulai tahun 2020 seluruh alat transportasi darat yang menggunakan GPS wajib terintegrasi dalam satu aplikasi dan memiliki jaminan keamanan siber.
Ia mengatakan, di Indonesia memang sejauh ini belum ada pembicaraan khusus mengenai cybersecurity pada alat transportasi. Namun, Kemenhub sudah mulai meminta kepada penyedia jasa transpotasi untuk mengamankan perangkat GPS yang mungkin bisa terkena serangan siber (cyberattack).
“Mereka meminta waktu setahun kepada kami terkait dengan keamanan dari perangkat GPS di alat transportasi. Dan, kami akan terus pantau perkembangannya,” ujar dia kepada Cyberthreat.id di Jakarta, Kamis (29 Agustus 2019).
Berkaitan keamanan perangkat GPS tersebut, kata Yani, memang harus ada komitmen dan upaya dari para penyedia aplikasi di transportasi publik, angkutan wisata, dan angkutan barang.
Menurut Yani, penerapan keamanan siber itu harus dilakukan secara bertahap. Ini seperti yang dilakukan instansinya mewajibkan penggunaan GPS dan integrasi GPS pada satu aplikasi pada transportasi publikl.
Saat ini dirinya sedang mengupayakan semua perangkat GPS dilengkapi dengan cybrsecurity. “Memang butuh waktu, kita lihat tahun depan ini harus bisa direalisasikan pada semua alat transportasi,” kata dia.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: