
Kepala BSSN Hinsa Siburian saat membuka CIIP-ID Summit 2019 di Hotel Discovery Kartika Plaza, Bali | Foto: Arif Rahman
Kepala BSSN Hinsa Siburian saat membuka CIIP-ID Summit 2019 di Hotel Discovery Kartika Plaza, Bali | Foto: Arif Rahman
Bali, Cyberthreat.id - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian mengatakan aspek terpenting dari Symposium on Critical Information Infrastructure Protection (CIIP-ID) Summit 2019 adalah sebagai ajang koordinasi dan sinergi dengan para stakeholder terkait.
Agenda rutin CIIP-ID Summit melibatkan perwakilan pemerintah dari berbagai negara, sektor privat, industri hingga pakar ICT dan akademisi nasional dan internasional.
"CIIP-ID merupakan sebuah upaya membangun kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak. Kami serap gagasan, ide, pengalaman, best practice, dan strategi dalam hal pengamanan infrastruktur kritikal," kata Hinsa Siburian saat membuka CIIP-ID Summit 2019 di Bali, Rabu (28 Agustus 2019).
Hinsa menyampaikan terdapat empat pilar dalam perkembangan teknologi 4.0 yakni Big Data, IoT, inetrnet of services dan cyber security. Perkembangan teknologi, kata dia, membuat kehidupan lebih mudah dan terkoneksi, tapi di waktu yang sama terdapat ancaman.
Ancaman terbesar adalah kepada Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN) yang bisa diatasi dengan berkoordinasi dan berkolaborasi.
"Maka aset dan sistem yang esensial dan vital di dunia digital harus dilindungi. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi insiden dan serangan siber di berbagai negara. Insiden itu menimpa berbagai sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak," ujarnya.
Plt Deputi Bidang Proteksi Agung Nugraha yang merupakan Ketua Panitia CIIP-ID Summit 2019 mengatakan kegiatan rutin tersebut sebagai bentuk awareness dan antisipasi.
Perlindungan IIKN, kata dia, hanya bisa dilakukan dengan berkolaborasi serta kerja sama melibatkan banyak stakeholder, lembaga R&D, industri, swasta internasional dan nasional termasuk di dalamnya BSSN.
"BSSN mendapat amanah dalam pengamanan siber secara efektif dan efisien, maka salah satu tanggung jawabnya adalah perlindungan IIKN."
"Dan semakin banyaknya pelaku industri, lembaga teknis, dan akademisi serta masyarakat yang memanfaatkan sistem IT dan OT, maka kita harus saling belajar, saling memahami bersama-sama."
Artikel Terpopuler:
1. Canggih, Aplikasi Ini Jembatani Pencari Kerja Lulusan SMK
2. Peretas China Bobol Situs Web Data Kesehatan di India
3. Koneksi Wi-fi Publik Gratis Bahaya! Ini Video Penjelasannya
4. Mengenal Dua Calon Ibukota Baru RI Lewat Google Maps
5. Jangan 'Gali Lubang Tutup Lubang' di Pinjol, Ini Risikonya!
6. Umumkan Calon Ibukota Baru, Jokowi Nulis Begini di Facebook
7. Lahir di Depok,Cyberjek Belum Tersedia di Android dan iPhone
8. Ojol Cyberjek Janjikan Kesejahteraan dan Perlindungan Mitra
9. Arie Kriting dan Acho: Jangan Batasi Hak Masyarakat Papua
10. Kocak! Meme Pindah Ibu Kota ala Netizen yang Bikin Ngakak
Share: