
Ilustrasi | Foto: Freepik
Ilustrasi | Foto: Freepik
California, Cyberthreat.id - Platform media sosial, Twitter, dikritik, karena mencuit peristiwa kerusuhan di Hongkong, sebagai sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para demonstran.
Yang menjadi persoalan, cuitan tersebut bukan karena inisiatif dari Twitter, tetapi, Twitter diduga telah dibayar oleh China Xinhua News, sebuah surat kabar di China, yang menjadi corong resmi Partai Komunis China.
Padahal, Twitter dan beberapa platform media sosial lainnya, yang berasal dari luar China diblokir di China.
“Twitter melakukan cuitan yang dipromosikan dari China Xinhua News, corong resmi Partai Komunis Tiongkok. Cuitan itu ditemukan dan dibagikan oleh akun Twitter Pinboard, layanan bookmark yang didirikan oleh Maciej Ceglowski, dan pengguna lainnya,” tulis TechCrunch, yang diakses, Senin, (19 Agustus 2019).
Dalam pemberitaanya, China Xinhua News selalu menggambarkan demonstrantasi di Hongkong sebagai sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan para demonstran.
Padahal, para pengamat Internasional telah mengkritik penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi Hongkong terhadap aksi damai demosntran.
“Ironisnya, tweet dari China Xinhua News adalah bahwa mereka membiarkan Partai Komunis Tiongkok menyebarkan versinya kepada audiens di seluruh dunia, meskipun Twitter secara resmi dilarang di China,” tambah TechCrunch.
Tak hanya Twitter dan kawan-kawan yang diblokir, seperti dilaporkan Washington Post, pemerintah China juga, baru-baru ini mulai mengawasi warga yang menggunakan VPN untuk mengakses layanan yang diblokir.
Pada bulan Juni lalu, Twitter dituduh menyensor kritik terhadap pemerintah China setelah banyak akun pengguna berbahasa China dihapus beberapa hari sebelum ulang tahun ke 30 pembantaian di Lapangan Tiananmen.
Karena, di China sendiri, saat ini, disebutkan sekitar 10 juta pengguna Twitter, yang masih bisa mengakses melalui VPN. Twitter mengatakan bahwa akun tersebut telah dihapus karena kesalahan pengguna sendiri.
Hingga, saat ini, tidak diketahui berapa banyak China Xinhua News telah menghabiskan biaya untuk tweet yang dipromosikan atau di mana mereka menjadi sasaran.
Dilaporkan, TechCrunch, pihak Twitter telah dihubungi untuk memberikan komentar, tetapi hingga saat ini, belum memberikan komentar terkait hal ini.
Share: