London, Cyberthreat.id – Eurofins Scientific, laboratorium layanan pengujian terbesar di Inggris, menjadi korban serangan siber ransomware pada Juni lalu.

Ransomware adalah virus komputer yang mencegah pengguna mengakses sistem atau file pribadi mereka.

Akibatnya, sejumlah kasus pidana yang sedang ditangani polisi terkena imbasnya. Penyelidikan sejumlah kasus di pengadilan ditunda karena laboratorium tersebut belum merampungkan pengujian terhadap sampel darah dan sampel DNA.

Dewan Kepala Kepolisian Nasional Inggris (NPCC) telah menghentikan sementara kerja sama dengan Eurofins Scientific sejak terjadi peretasan itu. Ada 20.000 sampel yang belum diuji dalam kondisi terbengkalai, demikian seperti dikutip dari BBC, yang diakses Minggu (18 Agustus 2019).

Sekadar diketahui, kepolisian menggunakan jasa perusahaan swasta untuk melakukan pekerjaan forensik sejak penutupan Layanan Sains Forensik (Forensic Science Service) milik negara pada 2012.

Meski begitu, NPCC mengatakan, polisi masih tetap akan menggunakan perusahaan tersebut untuk pengujian selanjutnya. Kepolisian mengatakan, kasus-kasus besar yang sedang ditangani akan segera diselesaikan dalam waktu dua bulan.

Asisten Kepala Polisi NPCC Paul Gibson, mengatakan, institusinya menjamin bahwa data-data kepolisianya tidak dimanipulasi atau diubah. Ia menjamin data terlindungi.

Eurofins selama ini melakukan pengujian DNA, analisis toksikologi, pengujian senjata api, dan forensik komputer untuk pasukan polisi di seluruh Inggris.

Dalam setahun, laboratorium tersebut bisa melakukan pengujian hingga 70.000 kasus pidana di Inggris.

Bulan lalu, BBC diberitahu bahwa Eurofins telah membayar tebusan kepada pelaku serangan siber untuk memulihkan akses ke jaringan komputernya.

Pesan yang dikirim oleh pelaku menuntut pembayaran untuk membuka kunci akun yang dibekukan. Badan Kejahatan Nasional masih menyelidiki serangan itu.