
Guru Besar UI Rhenald Kasali memberi paparan dalam diskusi "Impact of Trade War To The Adoption of Industry 4.0" di Jakarta, Kamis (15 Agustus 2019). | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis (M)
Guru Besar UI Rhenald Kasali memberi paparan dalam diskusi "Impact of Trade War To The Adoption of Industry 4.0" di Jakarta, Kamis (15 Agustus 2019). | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis (M)
Jakarta, Cyberthreat.id – Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, para pelaku bisnis harus mengikuti perkembangan teknologi supaya bisnis yang digelutinya tidak kehilangan relevansi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali dalam diskusi bertajuk "Impact of Trade War To The Adoption of Industry 4.0" di Jakarta, Kamis (15 Agustus 2019). Menurut dia, hadirnya teknologi baru, para pelaku bisnis harus mengikuti perkembangan teknologi agar bisa menyesuaikan dengan tren bisnis saat ini.
“Perubahan teknologi semakin cepat, apa yang kita pelajari dulu, saat ini sudah tidak sama lagi. Trennya ke arah digital dan platform. Maka, semua harus mengikutinya,” ujar dia.
Rhenald mengatakan, sulit bagi pelaku industri yang tidak mau mengikuti perubahan. Di sisi lain, ia juga menjelaskan, di era industri 4.0 ini akan ada beberapa bisnis yang hilang dan akan ada bisnis yang baru.
Namun, menurut dia, dengan adanya digitalisasi beberapa bisnis sejenis akan berkolaborasi dan menghilangkan persaingan antarproduk sejenis.
Seharusnya, kata dia, para pelaku industri semakin dimudahkan di era digital ini untuk menentukan produk dan inovasi apa yang akan diciptakan. Pemanfaatan teknologi big data dan kecerdasan buatan (AI), kata dia, membuat pelaku bisnis menentukan produk secara cepat.
“Kalau dulu harus melalui riset lama dan pola konsumsi sudah berubah. Sekarang bisa lebih cepat dengan adanya AI, dari data yang ada, kita bisa langsung tahu apa yang dibutuhkan dan tidak,” ujar dia.
Ia mencontohkan penggunaan tagar mengenai suatu produk pada media sosial sangat berpengaruh pada penjualan produk tersebut. Penggunaan tagar unik atau penamaan atas suatu gerakan juga sangat berpengaruh.
“Kita lihat penggunaan tagar di Alibaba, di social media, itu adalah bentuk mobilisasi. Tren bisa menjadi salah satu cara marketing yang paling baik. Apalagi kalau dengan menggunakan social media,” ujar Rhenald.
Share: