
Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) Joddy Hernady | Foto : Eman Sulaeman/Cyberthreat.id
Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) Joddy Hernady | Foto : Eman Sulaeman/Cyberthreat.id
Jakarta, Cyberthreat.id- Genome, sebuah startup berbasis riset Internasional yang bermarkas di San Fransisco, Amerika Serikat (AS), mengeluarkan laporan yang berjudul Global Startup Ecosystem Reoport 2019 (GSER).
Melalui riset tersebut, Jakarta terpilih menjadi penantang kuat sebagai kota dengan ekosistem startup potensial di kancah global. Posisi ini menempatkan Jakarta, setara dengan kota-kota besar lainnya, seperti Seoul, Moscow, dan Tokyo.
Dala riset tersebut, Jakarta menempati urutan ketiga, yang memiliki kriteria ekosistem startup paling lengkap, di bawah Helsinki, Finlandia, dan Hangzhou, Tiongkok.
Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) Joddy Hernady mengatakan, salah satu indikasi yang menempatkan Jakarta dalam posisi tersebut, karena, Jakarta merupakan rumah bagi empat unicorn asal Indonesia, yaitu Tokopedia, Gojek, Traveloka, dan Bukalapak.
“Lahirnya empat unicorn ini merupakan jumlah yang cukup signifikan, mengingat di Asia Tenggara, hanya tujuh startup yang berhasil masuk ke jajaran unicorn. Jakarta juga memiliki kesiapan ekosistem yang memadai, sehingga, memungkinkan startup untuk terus berkembang dan mendapatkan funding,” kata Joddy di Jakarta, Kamis, (8/8).
Menurut Joddy, saat ini terdapat 1009 startup di Indonesia yang masih aktif. Dari jumlah tersebut, Jakarta merupakan kota terbesar yang dihuni oleh para startup, yaitu sebanyak 428 startup. Dari jumlah tersebut, sebanyak 188 startup yang bergerak di e-commerce, sebanyak 33 startup yang bergerak di bidang financial technology (fintech), sebanyak 16 startup yang bergerak di games, serta lainnya berjumlah 191 startup.
“Startup Genome memposisikan Jakarta sebagai ekosistem startup dalam fase late globalization. Ini berarti, Jakarta sebagai sebuah ekosistem startup digital memiliki posisi yang lebih baik, jika dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang berada di fase early globalization, dan fase activation,” ujar Joddy.
Di sisi lain, Jakarta ditempatkan pada posisi tersebut, juga karena Jakarta memiliki semua aspek yang membuat startup bisa bertahan dan terus berkembang, yaitu memiliki performance yang bagus, memiliki potensial funding, memiliki knowledge yang cukup tentang startup, market reach, talent yang tersedia, serta memiliki aspek connectedness.
“Kesiapan ekosistem itu sangat penting. Kalau eksositemnya sudah siap, itu memungkinkan startup untuk bisa berkembang dan tumbuh. Oleh karena itu, kita juga mengharapkan supaya kota-kota lain di Indonesia juga memiliki mindset tentang perkembangan teknologi, dan kesiapan infrastruktur,” ungkap Joddy.
Share: