
CEO Nodeflux, Meidy Fitranto, memaparkan materi di konferensi pers Archipelageek South by Southwest 2020 di Jakarta, Selasa (6 Agustus 2019). | Foto: Faisal Hafis
CEO Nodeflux, Meidy Fitranto, memaparkan materi di konferensi pers Archipelageek South by Southwest 2020 di Jakarta, Selasa (6 Agustus 2019). | Foto: Faisal Hafis
Jakarta, Cyberthreat.id - CEO Nodeflux, Meidy Fitranto, mengatakan Indonesia seharusnya sudah menatap pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) di berbagai bidang. Besarnya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Indonesia membuat potensi untuk mengembangkan AI sangat terbuka.
"AI baru mendapat momentum sekitar lima tahun belakangan sehingga ini masih fresh dan kemanapun bidangnya terbuka luas," kata Meidy di Jakarta, Selasa (7 Agustus 2019).
Nodeflux merupakan salah satu startup di Tanah Air yang fokus mengembangkan AI untuk membantu manusia secara pribadi hingga kegiatan skala besar seperti menjaga keamanan, mengatur tata kota hingga menuntaskan kasus kriminal.
Berdiri sejak 2016, klien Nodeflux sudah mencapai belasan namun manfaatnya telah dirasakan jutaan hingga puluhan juta orang seperti dalam konsep smart city Jakarta. Nodeflux kini telah digunakan perusahaan, pemerintah provinsi, pemerintah kota sampai pihak keamanan.
Potensi AI di Indonesia, kata Meidy, jika dikaji lebih lanjut bisa dikembangkan ke arah lain di berbagai sektor yang memungkinkan manusia mengurangi keterlibatan dalam aktivitas manual lalu diselesaikan oleh mesin.
"Implementasi kami terus bertambah karena saat ini beberapa Pemprov dan Pemkot sudah mengontak kami. Mereka interest dan sudah ada pembicaraan serius, tapi kami belum bisa bocorkan dimana," ujarnya.
Engineer Anak Bangsa
Nodeflux mengembangkan AI berbasis visual yang disebut Vision AI dengan produk Intelligent Video Analytics. Ide awalnya adalah pengembangan security dan surveilance/pengawasan seperti facial recognition, license plate recognition dan activity recognition.
Meidy mengatakan facial recognition milik Nodeflux telah digunakan saat Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang serta pertemuan IMF-World Bank Group Annual Meeting 2018 di Bali.
Selain teknologi, apa lagi yang menarik dari Nodeflux? Meidy mengatakan mereka terus berupaya untuk mempertahankan idealisme menggunakan anak bangsa dalam pengembangan dan risetnya.
Baru-baru ini Nodeflux berhasil menggaet potensi anak bangsa yang bekerja di Korea Selatan, sementara lulusan dalam negeri dijadikan sebagai aset perusahaan. Menurut Meidy, cara ini menjadikan Indonesia bisa mengembangkan AI sesuai dengan karakter, kebudayaan dan kebutuhan nasional.
"Kami memang terus usahakan akan memakai tenaga dalam negeri dan engineer kami tersebar mulai dari lulusan universitas-universitas di Indonesia serta beberapa diaspora dari luar negeri yang kami ajak ke Indonesia."
Share: