
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Apa yang kamu tahu tentang peretas (hacker)?
Banyak label yang bisa disematkan pada sosok hacker, seperti jahat, suka mencuri, jago koding, tertutup, anonim, tak mau dikenal, dan lain-lain.
Namun, tak semua hacker itu pasti jahat dan suka mencuri. Hacker juga ada yang baik. Pada dasarnya, hacker adalah orang-orang yang jago dalam bahasa koding untuk perangkat lunak.
Hacker tak terlepas dari dunia internet. Di sinilah, mereka saling bertukar komunikasi dan membuat sebuah komunitas. Karena dunia internet memungkinkan semua orang menjadi apa pun–tanpa membedakan gender, usia, dan suku bangsa–hal inilah yang disukai hacker dengan internet.
Berita Terkait:
Winn Schawartau dalam bukunya Information Warfare (1996) menegaskan bahwa hacker merupakan salah satu jenis individu yang menggunakan internet sebagai media komunikasi dan media interaksi sosial antar sesama hacker lainnya.
“Kelompok hacker merupakan sebuah subkultur dari masyarakat yang memiliki ketertarikan yang sama dalam hal elektronis (jaringan komputer di Internet) dan antaranggotanya saling terlibat secara mental (emosional),” kata Schawartau yang dikutip Donny BU, Aktivis ICT Watch dalam artikelnya Memahami Karakeristik Komunitas Hacker di situs web Onno Center, yang diakses Selasa (6 Agustus 2019).
Di sisi lain, hacker sebenarnya memiliki kode etik yang pada mulanya diformulasikan dalam buku karya Steven Levy berjudul Hackers: Heroes of The Computer Revolution (1984). Kode etik hacker yang kerap dianut pula oleh para cracker, antara lain:
Sementara itu Pakar Teknologi Informasi Onno W Purbi menambahkan kode etik lain dari seorang hacker, seperti berikut ini:
Sementara itu, Richard Mansfield, seperti dikutip Donny, dalam bukunya Hacker Attack (2000) menyatakan para cracker tidak jarang menyebut diri mereka sebagai hacker, hal inilah yang menyebabkan citra hacking menjadi buruk.
Sayangnya, media massa lebih memilih hacker ketimbang cracker. Inilah yang kemudian menyebabkan pengertian hacker meluas di masyarakat cenderung negatif.
Menurut Joel Best dan David Luckenbill dalam bukunya Organizing Deviance (1994), perilaku cracker (hacker yang menyimpang) memiliki dua aktivitas saat melancarkan aksinya yaitu onstage dan backstage.
Onstage adalah ketika masing-masing individu beraksi sendiri melakukan peretasan, sedangkan backstage adalah saat ketika para pelaku sedang tidak melakukan peretasan dan mereka berkumpul untuk saling bersosialisasi dan berkomunikasi.
Share: