
Ilustrasi | Faisal Hafis
Ilustrasi | Faisal Hafis
Wiltshire, Cyberthreat.id - Kepolisian Wiltshire, Inggris, mengirim surat kepada perusahaan dan organisasi sebagai peringatan terhadap ancaman serangan siber.
Penduduk setempat juga diminta untuk lebih berhati-hati agar kembali mengecek alamat email, ejaan dan tautan aneh yang semuanya merupakan tanda-tanda email phising.
"Langkah ini sebagai bagian kampanye #CyberLife dari Kepolisian sekaligus layanan keamanan siber kepada masyarakat," kutip surat tersebut dilansir Salisbury Journal, Rabu (31 Juli 2019) waktu setempat.
Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan BBC yang menyatakan lebih dari setengah perusahaan di Inggris mendapatkan serangan di dunia maya.
Itu dihitung sejak Januari hingga Juli 2019 sementara metode yang paling umum digunakan adalah phising.
Surat juga menyertakan tips bagi perusahaan/organisasi untuk menghadapi phising. Misalnya salah mengeja dan tata bahasa yang buruk di email, tiba-tiba menganggap Anda sebagai customer lalu tautan mengarahkan Anda untuk masuk ke akun personal.
"Jika anda menemukan serangan phishing atau menjadi korban salah satu serangan, segera laporkan ke Action Fraud."
Pebisnis juga diminta untuk berhati-hati terhadap tablet maupun smartphone pribadi. Email penting dan krusial biasanya kerap diakses lewat perangkat pribadi tapi perlindungannya tidak maksimal.
Gunakan kata sandi/PIN yang rutin diganti. Pastikan perangkat yang hilang atau dicuri dapat dilacak, dikunci atau dihapus, buat perangkat Anda tetap mutakhir, perbarui aplikasi Anda dan jangan terhubung ke hotspot Wi-Fi yang tidak diketahui.
"Anda harus menyadari produsen kata sandi/PIN bisa dibocorkan secara online dan dieksploitasi oleh penjahat siber."
"Bayangkan duduk di depan komputer Anda di pagi hari dan menemukan layar yang memberi tahu bahwa semua data Anda telah dienkripsi dan Anda harus membayar uang tebusan. Ini menakutkan tetapi prospek yang sangat nyata!," tutup surat atas nama Cyber Prevent and Protect Officers, Lee Stripe dan Kieran Hall.
Share: