Jakarta,Cyberthreat.id - Menyikapi kasus YouTuber Kimi Hime, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, sebagai regulator pihaknya tidak gegabah dalam menyikapi kasus tersebut.

Menurut Rudiantara, pihaknya mengedepankan pendekatan pembinaan terlebih dahulu, sebelum menutup ataupun memblokir konten. Hal itu, bahkan tidak hanya berlaku untuk kasus Kimi Hime, tetapi yang lain juga, mengalami pendekatan yang sama.

“Kominfo itu mengedepankan pembinaan.  Enggak main serta merta tutup atau apa aja. Kan itu email-nya udah dikirim sejak kapan ya, sejak minggu lalu dikirim, enggak dibales. Terus gmana? Kalau enggak ada yang protes yah, enggak apa-apa. Tetapi, kan ini kita udah dapat laporan,” kata Rudiantara di Jakarta, Senin, (29 Juli 2019).

Rudiantara melanjutkan, sejak dia menjadi Menkominfo, Dia selalu melakukan soft approach, dengan melakukan pembinaan terlebih dahulu. Baik itu melalui pemeberitahuan, maupun bertemu secara langsung dengan pihak yang diduga melanggar ketentuan yang berlaku.

“Loh, pendekatan pembinaan ini, bukan hanya kali ini. Sejak saya jadi Menteri ya pemibinaan mulu. Udah banyak kok.  Banyak kejadian-kejadian, kita hubungin dulu, kita bicara dulu, enggak serta merta tutup begitu,” ujar Rudiantara.

Sebelumnya, YouTuber Kimi Hime telah dipanggil Kominfo melalui surel Email, dan Direct Massage di paltform Instagram. Kimi Hime dinilai melanggar norma-norma yang berkaitan dengan kesusilaan dan pornografi dalam tayanan konten YouTube-nya.

Meski sudah diberitahukan Kominfo, Kimi Hime tak merespon. Namun, hari ini, Kimi Hime mengutus tim Kuasa Hukumnya untuk menemui Kominfo. Rencananya, Kimi Hime sendiri akan menemui Kominfo pada Jumat, (1 Agustus 2019) untuk membicarakan terkait kasus tersebut.