
bssn.go.id
bssn.go.id
Cyberthreat.id - Dalam rangka memperkuat keamanan siber nasional, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meluncurkan secara serentak 11 (sebelas) Tim Tanggap Insiden Siber atau yang biasa disebut Computer Security Incident Response Team (CSIRT) pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Selatan dan 7 (tujuh) perguruan tinggi di Sumatera Selatan dan Lampung.
Launching bersama ini dilaksanakan di Griya Agung Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (24/11/2023).
Sebelas pemerintah kabupaten/kota tersebut yaitu Pemerintah Kabupaten Lahat, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Banyuasin dan Kota Prabumulih.
Sedangkan, 7 (tujuh) perguruan tinggi di Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung adalah Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung, Universitas Aisyah Pringsewu Lampung, UTI-TTIS Lampung, Universitas Muhammadiyah Metro, Universitas Muhammadiyah Palembang, LLDIKTI Wilayah II dan Universitas Bina Darma Palembang.
Kepala BSSN Hinsa Siburian yang hadir langsung di acara tersebut mengatakan bahwa tingginya tingkat pemanfaatan TIK berbanding lurus dengan risiko dan ancaman keamanannya, sehingga organisasi harus selalu mengantisipasi ancaman dan serangan siber melalui kesiapsiagaan pengelolaan insiden siber dengan pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber atau CSIRT.
“Oleh sebab itu, Saya mengharapkan bahwa Tim Tanggap Insiden Siber/CSIRT yang baru dibentuk ini harus mampu menjawab tantangan keamanan siber dengan terus melakukan peningkatan kapabilitas dan peningkatan kematangan,” ujar Hinsa.
Hinsa juga menyampaikan ada 3 fungsi CSIRT yakni memberikan layanan reaktif (koordinasi insiden, triase insiden, resolusi insiden), memberikan layanan proaktif (mempublikasikan informasi kerawanan, keamanan dan tren teknologi serta melakukan audit keamanan informasi), dan memberikan layanan peningkatan kualitas keamanan (melalui bimbingan teknis, workshop, cyberdrill test).
Selain itu Hinsa juga menegaskan bahwa walaupun CSIRT sudah terbentuk, penyelenggaraan keamanan siber tetap merupakan tanggung jawab bersama yang dilaksanakan secara semesta, sehingga diperlukan sinergi, kolaborasi, dan komitmen seluruh pemangku kepentingan. Pembentukan CSIRT secara resmi ditandai dengan penyerahan Surat Tanda Registrasi CSIRT dari BSSN kepada 18 instansi tersebut.
Senada dengan Kepala BSSN, Pj Gubernur Sumatera Selatan, Dr. H. Agus Fatoni, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah tidak bisa terbendung lagi, setiap individu dan organisasi harus segera beradaptasi, menyesuaikan, mengikuti, menguasai bahkan harus ikut mengendalikan. Tidak terkecuali pada instansi pemerintah.
Dari segala keuntungan, kelebihan dan keunggulan yang ada pada teknologi informasi dan komunikasi tentunya ada kelemahan, ancaman, gangguan, kejahatan bahkan ada serangan.
“Hari ini kita meluncurkan CSIRT guna mengantisipasi segala gangguan, ancaman dan kejahatan dibidang teknologi informasi dan komunikasi. Maka dari itu, dibutuhkan kebersamaan, kerja keras, sinergi kolaborasi baik diantara pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan swasta dan seluruh elemen masyarakat sangat penting dan perlu menjaga bersama keamanan data dan informasi pribadi ataupun institusi,” ucap Agus.
Kegiatan Launching ini dihadiri oleh Forkopimda Provinsi Sumatera Selatan, Pejabat Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan, dan beberapa perwakilan perguruan tinggi di Sumatera Selatan dan Lampung.[]
Share: