
bssn.go.id
bssn.go.id
Cyberthreat.id - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menghadiri Singapore International Cyber Week (SICW) yang dibuka oleh Mr. Heng Swee Keat, Singapore’s Deputy Prime Minister and Coordinating Minister for Economic Policies di Sands Expo and Convention Centre, Singapura, Selasa (17/10/2023).
Kegiatan SICW merupakan acara rutin yang diadakan oleh Cyber Security Agency Singapura setiap tahun. Tema kegiatan SICW tahun 2023 adalah ”Building Trust and Security in the Emerging Digital Order”.
SICW 2023 akan berfokus terhadap bagaimana pengaruh perkembangan era digitalisasi pada tataran multilateral dan global dan bagaimana keamanan dapat dikembangkan untuk meningkatkan rasa saling percaya di ruang siber.
Konferensi itu mempertemukan pembuat kebijakan global, pemimpin industri dan akademisi dari seluruh dunia untuk bertukar pandangan dan praktik terbaik dan memperkuat kerja sama internasional, khususnya dalam membuka peluang penguatan information sharing, penanggulangan ancaman siber, perkembangan kebijakan keamanan siber, penerapan norma perilaku bertanggung jawab di ruang siber, serta keamanan Internet of Things (IoT) dan ruang Operational Technology (OT).
Turut hadir pada event itu antara lain Direktur Strategi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Sigit Kurniawan, Direktur Operasi Kemanan Siber BSSN Andi Yusuf beseta tim BSSN.
Pada penyelenggaraan SICW tahun ini, Kepala BSSN menjadi keynote speaker pada High-Level Panel: Ransomware Exposed – Insights into Operations and Safeguarding Techniques. Dalam kesempatan itu Hinsa menyampaikan materi “Mengungkap Ransomware: Wawasan tentang Operasi dan Teknis Pelindungan”.
Disampaikan oleh Hinsa bahwa salah satu serangan siber bersifat teknis adalah malicious software (malware), yang merupakan perangkat lunak yang dirancang oleh para pelaku kejahatan siber, untuk merusak atau mengeksploitasi perangkat, sistem, atau jaringan.
“Salah satu jenis malware yang memiliki dampak paling besar saat ini adalah ransomware. Ransomware digunakan untuk mencuri dan menyandera data dengan cara mengenkripsi, kemudian meminta tebusan kepada korban,” papar Hinsa.
Lebih lanjut Hinsa menyampaikan, sebagai upaya mengantisipasi dan mengatasi serangan ransomware itu, BSSN melakukan beberapa inisiatif operasi.
Melalui forum Singapore International Cyber Week Tahun 2023, Indonesia mengajak semua delegasi perwakilan negara yang hadir untuk dapat mendiskusikan dan merumuskan bagaimana kita menghadapi serangan ransomware khususnya di kawasan regional ASEAN.[]
Share: