
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
London, Cyberthreat.id - Jumat pekan lalu, seorang peretas (hacker) membobol akun Twitter milik Metropolitan Police. Caci maki dikeluarkan peretas di unggahannya, "F**K THE POLICE FREE DA GANG."
Serangan itu dilakukan oleh penjahat siber dengan nama samaran Cal dengan akun Twitter-nya @Cal086 yang diyakini masih berusia belasan tahun dan tinggal di Amerika Serikat.
Pada Senin (22 Juli 2019), Metro.co.uk melaporkan, pelaku kemungkinan masih duduk di sekolah menengah. Pakar keamanan siber yang memberitahu Metro menyebutkan, bahwa Cal masuk dalam geng hacker.
Namun, Cal membantah terlibat dalam serangan itu. Memang sulit untuk membuktikan secara jelas siapa pelaku peretasan itu karena kemahiran pelaku menyembunyikan identitasnya.
Metro lalu mengontak Ryan Jackson (18), rekan Cal yang kini beralih menjadi pengusaha keamanan siber. Jackson pernah mengelola akun Twitter Peretas Dunia Baru (@NewWorldHacking) yang bertanggung jawab atas serangan yang meruntuhkan situs BBC pada 2016.
Cal (kini memiliki follower Twitter berjumlah 20 ribu) dan teman-temannya mendulang kepopuleran awal tahun ini karena membobol akun Twitter Fortnite.
"Saya tahu siapa yang melakukan peretasan itu. Itu @Cal086 dan krunya, yang mendongkrak akun profil Twitter-nya," kata Jackson. Kini akun Twitter Cal tak bisa dibuka.
"Masa lalu saya memungkinkan saya bergaul dengan banyak peretas dengan profil tinggi dan masih beroperasi hingga kini," ia menambahkan.
"Di masa lalu, mereka (Cal dan krunya) telah meretas akun seperti @FortniteGame dan @KoolAid. Nama Cal ada di tweet dan itu cukup jelas (dia melakukannya) karena dia men-tweet namanya setiap kali (dia melakukan peretasan)."
Jackson mengatakan, dirinya biasa berbicara dengan Cal sebelum aksi peretasan dilakukan.
Menurut dia, ketika Cal meretas akun Fortnite, Cal memposting pesan: "4PF SHIT GANG BIZ." Sementara, dalam peretasan akun Twitter Metropolitan Police, peretas memasang kata-kata: "FREE DIGGA D ON FOENEM GANG." Digga D adalah rapper yang saat ini berada di penjara.
Tagar #ChucklingHella juga diposting ke akun Twitter polisi. Tagar ini sering digunakan di komunitas besar yang berpusat di sekitar Cal, tulis Metro.
Menurut Jackson, kata kunci mereka pada tagar tersebut: #ChucklingHella atau #Chuckling, yang pada dasarnya berarti: "Saya menertawakan keamanan Anda."
Tagar itu juga ditampilkan dalam tweet yang dikirim awal tahun ini oleh seorang anak berusia 18 tahun yang tinggal di London, yang baru-baru ini menulis sebuah postingan bahwa "FBI telah menangkap Cal086, tentu itu menjadi daya tarik polisi untuk menyelidiki keterkaitannya dengan peretasan
Cal yang dihubungi Metro membantah tudingan kepada dirinya. "Saya melihat tweet itu pada hari berikutnya. Siapa pun yang melakukannya, itu benar-benar bodoh.
"Ketika seseorang terkena peretasan, saya selalu disalahkan meski itu bukan saya. Benar-benar bodoh. "
Dia kemudian membagikan gambar akun lain dengan nama pengguna ‘C4L’ dan berkata: ‘Ini mungkin membantu Anda.' Saya tidak mengatakan dia peretas, tetapi bukan aku. Saya hanya ingin membuktikan bahwa ada lebih dari satu Cal."
Cal mengatakan dia berhenti melakukan peretasan "sejak lama" dan aktivitas itu "tidak layak lagi dilakukan." Namun, ia mengakui telah meretas Fortnite yang terjadi pada April lalu.
Ia juga membantah soal tagar-tagar itu meski ia mengakui bahwa tagar itu digunakan oleh orang-orang yang dikenalnya.
"Sejujurnya saya tidak tahu apa artinya itu," lanjutnya. "Tidak pernah menggunakannya dalam hidup saya. Saya bahkan tidak tahu dari mana asalnya hanya melihat orang-orang tweet itu."
"Hanya itu yang saya tahu tentang itu," kata Cal. "Saya tidak meretas akun Metropolitan Police. Mengapa saya melakukan itu? Itu bodoh. Peretasan kepada polisi sangat bodoh dan siapa pun yang melakukannya akan tertangkap," tutur dia.
Pakar keamanan siber Chris Monteiro, mengatakan, kemungkinan peretasan tersebut tidak dilakukan oleh peretas dengan tujuan keuangan atau politik yang serius. Di sisi lain, kata dia, serangan itu menyoroti "praktik keamanan yang buruk" di Kepolisian Metropolitan.
Share: