Jakarta, Cyberthreat.id - Perusahaan multinasional Microsoft mencatat rapor istimewa berdasarkan capaian kuartal keempat tahun 2019. Alhasil, perusahaan tersebut masih kokoh di posisi sebagai perusahaan bernilai USD1 triliun atau Rp13.935 triliun, berdasarkan laporan The Verge.

Dalam laporan per kuartal keempat 2019 tersebut, Microsoft mencatat pendapatan sampai USD33,7 miliar atau Rp470,04 triliun, selain juga pendapatan bersih mencapai USD13,2 miliar (Rp184,1 triliun). Tak pelak, jika dibandingkan pendapatan sebelumnya pada 2018, Microsoft mencatat kenaikan signifikan. 

Maka itu, tahun 2019 ini Microsoft membukukan rekor tahun fiskal baru. Maka itu The Verge mengukuhkan perusahaan itu sebagai perusahaan bernilai USD1 triliun (Rp13.935 triliun) berdasarkan kapitalisasi pasarnya.

Selain itu, ini juga menjadi kali pertama bagi Microsoft menorehkan USD1 triliun pada kuartal ini. Ditengarai, pencapaian itu terjadi lantaran adanya pertumbuhan di sektor cloud dan bisnis lainnya. 

Tak terkecuali pendapatan Surface yang tahun lalu sudah meningkat, kini kembali meningkat hingga 14 persen. Menurut pihak Microsoft, pencapaian tahun ini memang sangat besar pengaruh dari penjualan perangkat Surface. Uniknya, itu terjadi meskipun perusahaan itu tidak meluncurkan model baru sepanjang kuartal ini.

Selebihnya, Surface Go yang tahun lalu juga membantu meningkatkan pendapatan Microsoft, sampai saat ini masih mampu mendorong pendapatan meskipun per 2019 lagi-lagi belum ada model baru.

Patut dicatat, sejauh ini, setidaknya per Oktober 2018, Microsoft hanya memperbarui produk semisal Surface Pro, Surface Laptop, dan Surface Studio. Sedangkan Surface Book sama sekali belum mengalami pembaruan.

Menurut laporan, Microsoft baru akan mengumumkan Surface Pro dan Surface Book pada bulan Oktober 2019.

Berdasarkan rapat pendapatan dengan investor, CFO Microsoft Amy Hood berbicara banyak hal, termasuk analisis pendapatan. Menurutnya, ada kemungkinan bahwa pendapatan Surface akan mengalami penurunan pada kuartal selanjutnya. Ini berpotensi terjadi lantaran tidak adanya model baru.