
Ilustrasi | Foto: unsplash
Ilustrasi | Foto: unsplash
Cyberthreat.id – Pemerintah Israel menyita sekitar 190 akun crypto di platform Binance. Dua akun diduga terkait dengan ISIS dan belasan lainnya dimiliki oleh perusahaan Palestina yang diduga terkait dengan kelompok Hamas.
Dalam sebuah dokumen Biro Nasional Israel untuk Pendanaan Teror (NBCTF) disebutkan penyitaan akun Binance dan isinya itu terjadi pada 12 Januari 2023. Penyitaan tersebut, "demi menggagalkan akvititas ISIS," kata NBCTF di situswebnya, dikutip dari Reuters, diakses Jumat (5 Mei 2023).
Dokumen yang belum pernah dilaporkan sebelumnya tidak memberikan perincian detail tentang nilai crypto yang disita atau bagaimana akun tersebut terindikasi terkoneksi dengan ISIS.
Kementerian Pertahanan Israel juga senada tak memberikan tanggapan ketika diminta pertanyaan soal ini.
Menurut Reuters, berdasarkan hukum Israel, menteri pertahanan negara itu bisa memerintahkan penyitaan aset yang dianggap oleh mereka sebagai dukungan atau terkait dengan terorisme.
Sementara itu, Binance yang didirikan oleh CEO Changpeng Zhao pada 2017 di situswebnya mengatakan, memang akan terbuka jika ada permintaan informasi dari pemerintah dan penegak hukum berdasarkan kasus per kasus. Namun, bursa crypto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan ini belum juga memberikan tanggapan terkait hal itu.
Departemen Keuangan AS dalam sebuah laporan tahun lalu mengatakan, ISIS telah menerima donasi crypto yang kemudian dikonversi menjadi uang tunai. Namun, mereka tak merinci platform mana yang dipakai oleh ISIS. Depkeu juga menolak menanggapi kabar penyitaan akun crypto kali ini.
Sementara itu, dua akun yang terkait ISI S itu atas nama warga Palestina berusia 28 tahun bernama Osama Abuobayda, menurut dokumen tersebut.
Dalam dokumen juga disebutkan, hampir 189 akun Binance yang disita oleh Israel sejak Desember 2021 dimiliki oleh tiga perusahaan pertukaran mata uang Palestina. Ketiganya dilabeli oleh Israel sebagai organisasi teroris karena mendukung kelompok Hamas.
April lalu, NBCTF juga menyebutkan, pihaknya telah menyita cyrpto senilai lebih dari 500.000 shekel (US$137.870) dari lebih dari 80 akun Binance milik tiga perusahaan yang berbasis di Gaza, yaitu Al Mutahadun For Exchange, Dubai Company for Exchange, dan Al Wefaq Co. For Exchange .
Orang yang dekat dengan Al Mutahadun mengatakan pihanya tidak bekerja "sama sekali" dengan crypto atau bekerja sama dengan Hamas. "Kami adalah perusahaan penukaran uang. Tuduhan Israel semuanya bohong dan tidak berdasar," kata orang tersebut.
Al Mutahadun ditetapkan sebagai "organisasi teroris" pada Mei 2021 oleh Israel, menurut daftar NBCTF.
Al Wefaq dan Dubai Co. tidak menanggapi permintaan komentar Reuters melalui email dan WhatsApp.
Selain itu, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan, Hamas tidak memiliki hubungan apapun dengan perusahaan penukaran uang. Tuduhan hubungan dengan perusahaan-perusahaan itu merupakan upaya Israel untuk, "membenarkan perang ekonominya melawan Gaza dan rakyatnya," kata Qassem.[]
Share: