
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cybethreat.id – Inggris mengerahkan tentara sibernya untuk melawan operasi militan yang menyebarkan disinformasi dan upaya merecoki pemilihan umum di negaranya.
Selama tiga tahun terakhir, perlawanan dilakukan oleh National Cyber Force (NCF) secara rahasia. NCF adalah sebuah unit siber yang beroperasi sejak 2020 terdiri dari mata-mata dan pejabat pertahanan dari angkatan bersenjata Inggris dan Markas Besar Komunikasi Pemerintah (GCHQ).
"Dalam dunia yang semakin bergejolak dan saling terhubung, untuk menjadi kekuatan dunia maya yang benar-benar bertanggung jawab, negara-negara harus mampu bersaing dan beradu dengan musuh di dunia maya," ujar Direktur GCHQ Jeremy Fleming dalam sebuah pernyataan awal pekan ini, dikutip dari Reuters.
Pernyataan terbuka badan mata-mata itu tergolong langka, terutama berkaitan kegiatan ofensif sibernya. Inggris termasuk negara dengan tentara siber terkemuka, bersaing dengan Amerika Serikat, Rusia, China, dan Iran.
Sejak mulai beroperasi, NCF telah menggunakan kemampuan siber ofensifnya untuk melindungi pengerahan militer di luar negeri dan "mengganggu kelompok teroris", kata pernyataan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Peretas pemerintah Inggris juga melawan kampanye disinformasi negara dan bekerja untuk "mengurangi ancaman campur tangan eksternal dalam pemilihan demokratis".
“Kerja NCF bersifat rahasia dan oleh karena itu kami tidak mengungkapkan rincian operasi individu. Memang tujuannya terkadang musuh tidak menyadari bahwa efek yang mereka alami adalah hasil dari operasi dunia maya,” kata GCHQ yang menyebut James Babbage, seorang perwira intelijen GCHQ bekerja selama 30 tahun, kini sebagai komandan NCF.[]
Share: