ChatGPT. Foto: newsd.in
ChatGPT. Foto: newsd.in
Cyberthreat.id – Pemerintah Italia tak satu suara terkait larangan terhadap chatbot canggih yang sedang naik daun, ChatGPT buatan OpenAI, startup teknologi yang didanai Microsoft.
Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini, dikutip dari Reuters, menyebut kebijakan yang dikeluarkan oleh Badan Perlindungan Data bahwa ChatGPT melanggar masalah privasi sebagai tindakan berlebihan.
Sejak larangan itu pada Jumat pekan lalu, ChatGPT di Italia tidak bisa diakses. Chatbot dianggap mengumpulkan data pengguna secara ilegal dan gagal memverifikasi pengguna berusia 13 tahun atau lebih.
Italia menjadi negara pertama di Uni Eropa yang mengambil tindakan pelarangan terhadap chatbot kecerdasan buatan. (Baca: Italia Larang Sementara ChatGPT)
Menurut Waperdam Matteo, keputusan pengawas privasi yang memaksa #ChatGPT untuk tak bisa diakses pengguna Italia tidaklah proporsional.
Salvini, pemimpin partai Liga Utara, menulis di Instagram, menuturkan bahwa langkah regulator disebut sebagai tindakan "munafik". Menurut dia, dalam masalah ini perlu akal sehat karena "masalah privasi menyangkut hampir semua layanan online."
Menurut Salvini, larangan itu dapat merugikan bisnis dan inovasi nasional. “Setiap revolusi teknologi membawa perubahan besar, risiko dan peluang. Hak untuk mengontrol dan mengatur melalui kerja sama internasional antara regulator dan legislator, tetapi bukan diblokir,” katanya.
Sejak dirilis Oktober tahun lalu, ChatGPT telah memicu perlombaan pengembangan kecerdasan buatan serupa, termasuk Google dan Baidu.
Pada Jumat lalu, OpenAI, yang telah menonaktifkan ChatGPT untuk pengguna Italia, mengatakan secara aktif telah bekerja untuk mengurangi penggunaan data pribadi dalam melatih sistem AI-nya.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan (Badan Perlindungan Data Italia) dan memberitahu mereka tentang bagaimana sistem kami dibangun dan digunakan," katanya.[]
Share: