
Ilustrasi Cybernews
Ilustrasi Cybernews
Cyberthreat.id - Serangan dunia maya pro-Ukraina menyebabkan media pemerintah Rusia ditutup selama pidato Presiden Vladimir Putin.
Peretas pro-Ukraina telah mengaku bertanggung jawab atas serangan DDoS terhadap media pemerintah Rusia yang menyebabkan pemadaman listrik selama pidato kenegaraan Presiden Vladimir Putin di parlemen Rusia, seperti dilansir Cybernews, Rabu (22/2).
Putin menyampaikan pidato live-steaming ke dua majelis parlemen Rusia pada hari Selasa ketika wartawan di berbagai lokasi melaporkan tidak dapat mengakses siaran langsung di berbagai titik pidato.
Kantor berita RIA Novosti yang dikelola negara pertama kali melaporkan pemadaman itu akibat serangan denial of service (DDoS) terdistribusi.
Tentara IT Ukraina segera memberi selamat kepada diri mereka sendiri di Twitter dan di akun Telegram mereka.
Kelompok peretas pro-Ukraina lainnya, yang dilaporkan berafiliasi dengan pembangkang dan aktivis Rusia terkenal Alexei Navalny, juga mengklaim di Twitter bahwa mereka telah membantu tentara TI berhasil menyelesaikan serangan itu, menurut Newsweek.
Tentara TI Ukraina adalah konglomerat sukarelawan peretas yang dipanggil oleh pemerintah Ukraina untuk membantu melakukan operasi ofensif dunia maya dan mendukung bangsa melawan serangan dunia maya Rusia.
Media dan situs web pemerintah yang terpengaruh oleh peretasan termasuk situs web All-Russia State Television, Radio Broadcasting Company (VGTRK), dan platform streaming langsung Smotrim.
Sebuah pesan di situs web VGTRK mengatakan bahwa "pekerjaan teknis sedang dilakukan" saat situs web Smotrim tidak memuat, lapor Reuters.
Tepat sebelum salah satu pemadaman intermiten, Putin telah mendiskusikan rencana keluar Rusia dari perjanjian START - sebuah perjanjian senjata ofensif strategis yang membatasi jumlah hulu ledak yang dapat dikerahkan AS dan Rusia, lapor Reuters.
Share: