IND | ENG
Bos Google Ingatkan 'Halusinasi' Chatbot. Seolah-olah Meyakinkan, Padahal Dibuat-buat

ChatGPT. Foto: newsd.in

Bos Google Ingatkan 'Halusinasi' Chatbot. Seolah-olah Meyakinkan, Padahal Dibuat-buat
AM Towi Diposting : Senin, 13 Februari 2023 - 07:44 WIB

Cyberthreat.id – Kecerdasan buatan generatif (AI Generatif) sedang naik daun sejak platform ChatGPT yang dikembangkan OpenAI menghebohkan akhir 2022. ChatGPT mampu membuat konten baru berupa teks seperti esai, artikel, bahkan pidato singkat yang masuk akal.

AI generatif sendiri mengacu pada algoritma kecerdasan buatan yang memungkinkan penggunaan seperti teks, file audio, bahkan gambar untuk membuat konten baru yang masuk akal. Data-data tersebut telah dilatih sedemikian rupa menggunakan jenis pembelajaran mendalam yang disebut generative adversarial networks (GAN) untuk membuat konten baru.

Ketika muncul ChatGPT, banyak kalangan mengkhawatirkan sejumlah pekerjaan bakal tergantikan, sebut saja sektor periklanan, seni dan desain, juga hiburan (video game, film, dll).

"AI generatif adalah alat ampuh yang berpotensi merevolusi beberapa industri. Dengan kemampuannya membuat konten baru berdasarkan data yang ada, AI generatif berpotensi mengubah cara kita membuat dan mengonsumsi konten di masa depan," tulis Nick Routley, Direktur Kreatif dan Penulis di Visual Capitalist dalam artikelnya What is generatif AI? An AI explains.

Sejak kemunculan itu, China pun berlomba-lomba mengembangkan AI generatif. (Baca: Tren ChatGPT Ditiru China. Alibaba Uji Internal, Baidu Siap Rilis Ernie Bot pada Maret)

Namun, bos mesin pencari Google, Prabhakar Raghavan, justru mengingatkan tentang kehebohan teknologi kecerdasan buatan tersebut. Google termasuk salah satu perusahaan yang tersaingi dengan hadirnya ChatGPT; ini lantaran Bing (mesin pencari Microsoft) bakal ditenagai platform ini.

"Jenis kecerdasan buatan yang sedang kita bicarakan saat ini," kata Prabhakar, " terkadang bisa menyebabkan sesuatu yang yang kita sebut halusinasi."

Wakil Presiden Senior di Google juga Kepala Google Search mengatakan hal itu saat diwawancarai oleh suratkabar Jerman, Welt am Sonntag.

Menurut dia, kecerdasan buatan itu seolah-olah memberikan jawaban yang meyakinkan, padahal "sepenuhnya dibuat-buat," kata dia, dikutip dari Reuters. Oleh karenanya, salah satu tindakan mendasar yang perlu dilakukan saat ini ialah menjaga mesin AI seminimal mungkin.

Pekan lalu, Alphabet Inc, induk perusahaan Google, mengenalkan Bard, sebuah mesin chatbot kecerdasan buata. Namun, perangkat lunak tersebut tampaknya belum sepintar ChatGPT. Perusahaan pun belum menyampaikan kapan akan merilis plartform tersebut ke publik.

Raghvan dalam wawancara itu menyadari bahwa AI generatif memang memberikan dampak yang baik, "Tapi, kami juga merasakan tanggung jawab yang besar. Kami tentu tidak ingin menyesatkan publik," ujarnya.[]

#chatgpt   #prancis   #AIgeneratif   #openAI   #microsoft   #google   #baidu   #alibaba   #jdcom   #china   #amerikaserikat

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Google Mulai Blokir Sideloading Aplikasi Android yang Berpotensi Berbahaya di Singapura