IND | ENG
Serangan Rekayasa Sosial Hentikan Produksi di Riot Games

logo riot games

Serangan Rekayasa Sosial Hentikan Produksi di Riot Games
Alfi Syahri Diposting : Sabtu, 21 Januari 2023 - 08:57 WIB

Cyberthreat.id - Perusahaan game populer, Riot Games, menjadi korban serangan rekayasa sosial yang melemahkan, menutup seluruh departemen pengembangannya.

Raksasa game yang berbasis di California memposting pengumuman di Twitter untuk 2,7 juta pengikutnya Jumat malam.

Riot Games mengatakan serangan itu, yang terjadi sekitar minggu ini, telah "membahayakan sistem di lingkungan pengembangan kami".

Perusahaan, yang dikenal sebagai pemimpin dalam permainan yang berfokus pada pemain, meyakinkan para pengikut bahwa data pemain dan informasi pribadi tidak dikompromikan dalam serangan itu.

“Awal minggu ini, sistem di lingkungan pengembangan kami disusupi melalui serangan rekayasa sosial. Kami tidak memiliki semua jawaban saat ini, berkompromi di media sosial tetapi kami ingin berkomunikasi lebih awal dan memberi tahu Anda bahwa tidak ada indikasi bahwa data pemain atau informasi pribadi diperoleh, ”kata perusahaan itu  dilansir Sabtu (21/1).

Perusahaan melanjutkan dengan mengatakan bahwa serangan itu untuk sementara memengaruhi kemampuannya untuk merilis konten baru. Mereka juga memperingatkan penambalan reguler kemungkinan besar juga akan terpengaruh di beberapa game.

Riot Games men-tweet para penggemarnya untuk bersabar saat penyelidikan berlanjut.

Dikenal karena mengembangkan, menerbitkan, dan e-turnamen, perusahaan game ini memiliki lebih dari 4500 karyawan, atau “Rioters”, yang berlokasi di lebih dari 20 kantor di seluruh dunia.

Sejauh ini tidak ada informasi di mana atau bagaimana serangan itu berasal.

Serangan rekayasa sosial mengelabui pengguna agar melakukan perilaku berdasarkan taktik penipuan, misalnya membuka email palsu atau mengeklik tautan berbahaya.

Serangan rekayasa sosial sering kali bergantung pada penangkapan pengguna yang lengah dan juga dapat terjadi secara langsung atau melalui telepon, seperti penyerang yang berpura-pura menjadi seseorang yang bukan dirinya untuk mendapatkan informasi sensitif.

Waralaba game paling populer dari Riot Games termasuk League of Legends, Valorant, Legends of Runeterra, dan Teamfight Tactics.

League of Legends telah menjadi game PC yang paling banyak dimainkan di dunia dan pendorong utama ledakan pertumbuhan esports, menurut situs web perusahaan.

#riotgames   #socialenginering   #rekayasasosial   #

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital