Cyberthreat.id – Ketika tahu bahwa drone-drone yang dipakai Rusia untuk menyerang Ukraina buatan Iran, para hacker pro Ukraina pun meluncurkan serangan ke Iran.

Serangan drone di akhir 2022 membuat ledakan di sejumlah titik di Kyiv dan daerah lain. Di akun Twitter-nya, Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, sempat membagikan foto drone—salah satu dari belasan yang berhasil dihancurkan pasukan Ukraina di Malam Tahun Baru.

"Sisa-sisa pesawat drone Iran dijatuhkan pada Malam Tahun Baru di wilayah Kyiv," tulis Gerashchenko. "Tulisannya berbunyi 'Selamat Tahun Baru'."

Foto-foto tersebut awalnya diposting di platform pesan Telegram oleh Andrii Nebytov, kepala polisi daerah Kyiv. Nebytov mengatakan pecahan itu ditemukan di daerah yang sering dikunjungi anak-anak.

Mengetahui hal itu, para hacker pro Ukraina pun melayangkan serangan ke Iran pada 31 Desember 2022.

Serangan dilakukan ke situsweb pribadi Ayatolah Khamenei (https://english.khamenei.ir/).

"Situsweb Ayatolah Khamenei down. Hanya untuk satu jam. Ini adalah peringatan," tulis hacker pro Ukraina di akun Telegram CyberSec.

Mereka mengatakan bahwa jika mau, mereka akan bertindak lebih besar lagi. "Lain kali kami akan merusaknya. Rakyat Iran, ini bukan perangmu, mundur dan pergilah," tulis mereka.

Serangan lain juga dilakukan ke situsweb National Iranian Oil Company (NIOC).

Para hacker tersebut meluncurkan serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS). Serangan ini berupa mengirimkan paket permintaan palsu ke situsweb dengan tujuan agar layanan web tersebut tidak dapat diakses, atau lebih jauh lagi bisa membuat server turun.

Pekan lalu, Iran mengatakan telah berhasil menggagalkan serangan DDoS yang menargetkan bank sentralnya.

Namun, belum jelas apakah serangan itu termasuk bagian dari DDoS balasan dari para hacker pro Ukraina. Pejabat Iran hanya menyebutkan bahwa volume serangan besar terjadi terhadap lembaga keuangan, penyedia internet, dan infrastruktur komunikasi.[] (Baca: Iran Sebut Gagalkan Serangan DDoS ke Bank Sentral)

Pada Oktober lalu, Pemerintah Ukraina mengatakan drone yang digunakan dalam serangan sebagian besar adalah Shahed-136 Iran.

Pemerintah Iran membantah memasok drone ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, tulis ABC News.[]