Jakarta, Cyberthreat.id - Chairman lembaga keamanan siber CISSReC (Communication and System Security Research Center), Pratama Persadha, mengatakan isu cybersecurity serta keamanan nasional berkaitan dengan Rush Money menjadi pelajaran besar dari kasus error-nya sistem IT Bank Mandiri.

Peristiwa berubahnya saldo nasabah, kata dia, pernah juga terjadi di Bank Mandiri pada tahun 2017 dan 2018 dengan skala kejadian yang lebih kecil.

"Teknologi informasi terus berkembang dan membuat Perbankan semakin tergantung pada teknologi. Namun itu harus diikuti dengan standar keamanan yang tinggi, baik dari SDM, sistem dan teknologi yang dimiliki," kata Pratama dalam keterangan persnya, Sabtu (20 Juli 2019).

"Cybersecurity kini menjadi faktor yang sangat diperhitungkan banyak negara dan investor sebelum menjalin kerjasama ekonomi," tegasnya.

Pratama mengimbau masyarakat untuk tenang dan menunggu maintenance Bank Mandiri benar-benar selesai, tapi itu harus disertai kebijakan untuk mengembalikan dana nasabah.

Dia berharap peristiwa ini tidak menimbulkan Rush Money di masyarakat. Rush money disebut juga bank run atau bank panic dimana sebagian besar masyarakat dan nasabah menarik uang dalam skala besar secara serentak.

“Bila memang penyebab utamanya karena maintenance, Bank Mandiri harus benar-benar memastikan sistem updatenya siap terlebih dahulu di lab pengetesan. Bila langsung diaplikasikan secara live memang selalu ada kemungkinan error," kata dia.

Pratama berharap peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak terkait. Bank Mandiri, kata dia, adalah salah satu bank terbesar di tanah air yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Itu sebabnya ketenangan dan kenyamanan nasabah Bank Mandiri harus dijaga karena ujungnya adalah menjaga stabilitas nasional.

“Sejak siang kami amati, banyak yang mengeluh tidak bisa lagi mengecek mutasi saldo, bahkan beberapa melaporkan ATM juga relatif tidak bisa melakukan transaksi. Nasabah sangat dirugikan, Mandiri harus bisa memberikan kompensasi yang layak bagi seluruh nasabahnya."