
Ilustrasi Bleeping Computer
Ilustrasi Bleeping Computer
Cyberthreat.id – Sekelompok penipu yang beroperasi dari pusat panggilan Ukraina menipu ribuan korban sambil berpura-pura menjadi karyawan keamanan TI di bank mereka.
Mereka menghubungi para korban, mengklaim bahwa rekening bank mereka telah diakses oleh penyerang, dan meminta informasi keuangan yang mengklaim bahwa itu diperlukan untuk mencegah penipuan tetapi malah mengosongkan rekening bank mereka.
Skema ini diungkap oleh Cyber Police Department, Main Investigative Department of the National Police, Kejaksaan Agung, dan aparat penegak hukum di Kazakhstan, seperti dilansir Bleeping Computer, Jumat (30/12).
Penyelidik menemukan bahwa 37 operator bekerja di call center yang didirikan oleh tiga warga Dnipro yang disebut warga negara Kazakhstan sambil berpura-pura menjadi pegawai keamanan TI di bank mereka.
Mereka memberitahu warga tentang transaksi yang mencurigakan dan meyakinkan mereka bahwa pelaku ancaman telah mengakses akun mereka, membujuk mereka untuk memberikan informasi keuangan dengan kedok pengembalian transaksi.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pelaku mentransfer uang korban ke rekening yang dikuasainya, mengeluarkan pinjaman cepat, dan mengirimkan sejumlah pinjaman ke rekening mereka.
Penipu menggunakan rekening bank luar negeri dan dompet mata uang kripto untuk mengumpulkan uang yang dihasilkan dari skema mereka dan, menurut perkiraan penyelidik, menipu sekitar 18.000 warga Republik Kazakhstan dengan jumlah uang yang belum diketahui.
Aparat penegak hukum juga telah menggeledah call center dan rumah tinggal para tersangka, menyita 45 buah perangkat komputer, ponsel, kartu SIM, dan catatan draft.
Setelah diperiksa, polisi dunia maya Ukraina juga menemukan database yang berisi informasi pribadi warga negara Republik Kazakhstan yang digunakan penipu untuk menggelapkan uang dari rekening mereka.
"Penyelenggara menyemangati para operator dan membayar bunga atas jumlah yang berhasil mereka peroleh melalui cara kriminal," kata Departemen Polisi Cyber Polri.
Sementara polisi Ukraina mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung, kasus pidana telah dibuka berdasarkan Pasal 190, Bagian 3 (Penipuan) KUHP Ukraina, dengan ancaman hukuman maksimal delapan tahun penjara.
Pada bulan Agustus, Polisi Nasional Ukraina (NPU) membongkar jaringan pusat panggilan yang digunakan oleh penjahat dunia maya untuk menargetkan korban penipuan mata uang kripto dengan kedok membantu mereka memulihkan dana yang dicuri.
Setahun yang lalu, penegak hukum Ukraina menangkap 51 tersangka yang diyakini telah menjual data pribadi milik lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia, termasuk Ukraina, AS, dan Eropa, di forum peretasan.
Share: