IND | ENG
Sistem Taksi Bandara JFK Diretas, Dua Warga AS Minta Bantuan Hacker Rusia

Ilustrasi. Foto: aviator.com

Sistem Taksi Bandara JFK Diretas, Dua Warga AS Minta Bantuan Hacker Rusia
Andi Nugroho Diposting : Kamis, 22 Desember 2022 - 09:36 WIB

Cyberthreat.id – Para pengemudi taksi di Bandara Internasional John F. Kennedy, Amerika Serikat dibuat pusing.

Antrean keberangkatan taksi tidak lagi sesuai urutan kedatangan. Insiden itu terbongkar.

Ternyata sistem keberangkatan yang dikelola Otoritas Pelabuhan New York telah diretas.

Peretas mengambil alih sistem, lalu membolehkan sopir yang ditunjuk untuk berjalan lebih dulu. Sopir pun harus membayar uang sebesar US$10 kepada peretas.

Pembajakan sistem itu terjadi antara  September 2019 hingga September 2021. Dilakukan oleh Daniel Abayev dan Peter Leyman, warga AS yang tinggal di Queens, New York.

Keduanya meminta bantuan warga Rusia yang tinggal di Rusia untuk meretas sistem keberangkatan taksi bandara tersebut.

Dalam surat dakwaan yang dibuka Departemen Kehakiman pada Selasa (20 Desember 2022), Abayev dan Leyman mengatur keberangkatan taksi yang akan mengambil penumpang.

“Abayev dan Leyman berkonspirasi dengan warga negara Rusia untuk meretas sistem keberangkatan dan memindahkan taksi tertentu ke garis depan dengan imbalan bayaran,” demikian bunyi surat dakwaan.

Jaksa penuntut AS untuk Distrik Selatan New York, Damian Williams, mengatakan, selama bertahun-tahun, peretasan itu membuat pengemudi taksi yang jujur ​​tidak dapat menarik penumpang di JFK sesuai urutan kedatangan.

Abayev dan Leyman mengatur taksi-taksi yang berkomplot dengannya untuk menunggu di lokasi yang telah ditentukan.

Aksi peretasan itu dilakukan keduanya dengan berbagai cara. Mulai menyuap seseorang untuk mencolokkan flash disk yang berisi malware ke komputer yang terkoneksi dengan sistem keberangkatan. Juga, berusaha mendapatkan akses ilegal ke koneksi wi-fi.

Bahkan, mereka juga mencuri tablet yang terkoneksi ke sistem keberangkatan.

Keduanya sengaja meminta bantuan kepada peretas Rusia. Dalam bahasa Rusia, mereka menulis sebuah pesan, “Saya tahu bahwa Pentagon sedang diretas. Jadi, tidak bisakah kita meretas industri taksi?” demikian seperti dikutip dari surat dakwaan.

“Abayev dan Leyman menagih sopir taksi US$10 setiap kali mereka dimajukan ke garis depan,” tulis dakwaan. Jika ingin terbebas dari biaya itu, sopir harus bisa mengajak sopir lain untuk mengikuti skema curang tersebut.

Dalam aksinya, keduanya juga mengingatkan para sopir untuk berhati-hati dan menghindari deteksi penegak hukum.

Selama skema tersebut, mereka mengaktifkan sebanyak 1.000 perjalanan taksi yang dipercepat setiap hari.

Kini, keduanya telah ditangkap dan terancam hukuman 10 tahun penjara.[]

#taksi   #bandarajfk   #amerikaserikat   #peretasan   #

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital