
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Bank Sentral Eropa (ECB) pada Jumat lalu mengumumkan denda terhadap bank Abanca Spanyol sebesar 3,1 euro atau sekitar Rp51,21 miliar.
Abanca didenda karena terlambat melaporkan insiden serangan siber yang menimpanya pada 2019. Seharusnya bank dalam waktu dua jam setelah insiden siber terdeteksi harus sudah melaporkan kepada bank sentral.
ECB menuturkan, tulis Reuters, kelalaian pelaporan itu membuat bank sentral sulit menilai kondisi dan reaksi secara tepat waktu terhadap potensi ancaman terhadap bank lain.
Pada 26 Februari 2019, Abanca mengalami serangan peretas yang menyebabkan sistem TI-nya terinfeksi perangkat lunak jahat (malware).
Insiden itu membuat bank menutup sementara layanan perbankan internet dan seluler, ATM, dan pembayaran SWIFT.
“Abanca membuat laporan wajib insiden siber 46 jam setelah tenggat waktu yang ditentukan,” tutur ECB dalam siaran pers yang diunggah di situsweb Badan Supervisi ECB.
Dari segi keparahan, kata bank sentral, insiden itu tergolong “parah”. Namun, denda hanya terkait pelanggaran kewajiban pelaporan dan tidak terkait dengan penilaian sistem TI.
Bank sentral mengatakan, Abanca diberi hak untuk menggugat keputusan tersebut ke Pengadilan Kehakiman Uni Eropa.[]
Share: