
istimewa
istimewa
Jakarta, Cyberthreat.id – Sebuah perusahaan senantiasa menghadapi risiko serangan dan ancaman siber. Potensi serangan bisa datang kapan pun, tapi bagi perusahaan pintar tentu akan mengajari karyawannya mendapatkan ilmu keamanan siber.
Orang awam menilai peretas (hacker) bermakna negatif dan sangat buruk. Kerap diasosiasikan sebagai pelaku kriminal siber atau penjahat komputer, konotasi hacker juga sangat jelek lewat pemberitaan media massa dan industri hiburan.
Sebuah artikel di Harvard Business Review menyebut asosiasi negatif terhadap hacker merupakan pandangan yang sungguh picik. Padahal, hackerbisa dikategorikan sebagai warga negara di era digital.
Hacker itu kreatif, gigih, jenius dan banyak akal. Mereka berpikir secara digital dan punya rasa ingin tahu serta mencari tahu bagaimana teknologi bekerja.
Hacker memandang setiap masalah sebagai peluang. Mereka membela apa yang mereka yakini dan mereka ingin dunia menjadi tempat yang lebih aman. Perusahaan mana yang tidak menginginkan karyawan seperti ini?
Hacker sangat paham bahwa tidak satu pun perangkat lunak kebal terhadap bug. Mereka tidak pernah merasa aman, tapi terus berpikir untuk menjadi aman. Bagi orang yang lahir sebelum era digitalisasi, konsep hackerterdengar asing.
Itulah menapa sangat penting bagi perusahaan untuk mulai mengembangkan pola pikir hacker di dalam organisasi mereka sendiri. Cara pandang karyawan memandang dan menghargai keamanan siber diprediksi bisa meningkatkan kualitas pekerja hingga produktifitas.
Dorong Karyawan Anda Menghadiri atau Mengikuti Lomba Hacker
Tahap pertama adalah perusahaan harus mengajarkan materi permulaan hacker seperti keamanan kata sandi hingga protokol dasar. Setelah itu perusahaan bisa mendorong para karyawan mengikuti lomba hacker.
Kalau tidak memungkinkan mengikuti lomba, karyawan diminta menghadiri atau mengamati lomba hacker. Terkadang banyak lomba yang berkaitan erat dengan dunia bisnis, produk atau marketing. Idenya adalah melatih otot mental karyawan dengan cara baru.
Untuk meningkatkan pengetahuan keamanan siber, karyawan terus diingatkan bagaimana kejahatan dunia maya berpotensi terjadi setiap waktu.
Perusahaan bisa menciptakan insiden cyber fiktif. Ini sangat penting karena saat terjadi insiden, mereka harus memberi tahu kelompok yang lebih luas tentang apa yang terjadi dan bagaimana mereka merespon.
Pada 2017 serangan cyber ‘wannacry’ terhadap 99 negara dan sekitar 45 ribu perangkat internet membuat banyak karyawan perusahaan besar kebingungan. Jika karyawan anda lebih siap tentu proses deteksi, investigasi dan respon terhadap wannacry jauh lebih baik.
Karyawan Bekerja Sebagai Tim
Karyawan harus mampu bekerja lintas departemen dan tim. Ini membantu membuka jalur komunikasi yang lebih baik di seluruh organisasi dan juga membantu menyelesaikan semua jenis tantangan dengan perspektif yang segar.
Sekalipun perusahaan anda memiliki tim terbaik, misalnya tim keamanan cyber terkenal, tapi manusia selalu bisa salah dan keliru. Setelah karyawan mampu bekerja sebagai tim, diperlukan bantuan dari luar perusahaan untuk membantu mengidentifikasi kerentanan serangan.
Di masa yang akan datang semua orang harus berpikir sebagai hacker. Ketika Anda mengadopsi pola pikir hacker, anda tidak akan kaget dengan kemajuan pesat dalam teknologi komputer. Kondisi seperti itu tidak hanya bagus untuk keamanan cyber, tapi juga baik untuk bisnis.
Share: