
Google. Foto: Pexels
Google. Foto: Pexels
Cyberthreat.id – Ratusan ribu penerbit situsweb di Inggris pada Rabu (30 November 2022) menggugat Google karena perusahaan dinilai menyalahgunakan posisi dominannya dalam periklanan online sehingga merampas pendapatan penerbit online.
Gugatan class action yang diajukan di pengadilan Competition Appeal itu mengatasnamakan 130.000 bisnis online yang menerbitkan sekitar 1,75 juta situsweb dan aplikasi di Inggris.
Google menolak gugatan tersebut. Menurut perusahaan Amerika serikat itu, Google telah bekerja sama positif dengan penerbit di seluruh Eropa.
“Alat periklanan kami, dan milik banyak pesaing adtech kami, membantu jutaan situsweb dan aplikasi untuk mendanai konten mereka, dan memungkinkan bisnis dari semua jenis bisa menjangkau pelanggan baru secara efektif. Layanan ini diadaptasi dan berkembang di kemitraan dengan penerbit yang sama. Gugatan ini spekulatif dan oportunistik,” kata juru bicara Google dikutip dari Reuters, diakses Jumat (2 Desember 2022).
Sementara itu, Toby Starr, pengacara dari kantor hukum Humphries Kerstetter dan Geradin Partners mengatakan, beberapa penyelidikan terhadap praktik perikalanan Google memang dilakukan.
“Sayangnya, tidak satu pun dari tindakan pengaturan tersebut akan memberikan kompensasi kepada penerbit ribuan situsweb dan aplikasi seluler di Inggris yang telah kehilangan pendapatan iklan karena Google,” ujarnya.
Maka, menurut dia, satu-satunya cara untuk mencari ganti rugi adalah melakukan gugatan class action. “Tindakan tersebu juga sejalan dengan klaim Uni Eropa yang diperkirakan akan diajukan di Belanda pada tahun depan,” ujar kantor hukum itu dalam sebuah pernyataan.
Menurut kantor hukum tersebut, analisis ekonomi yang dihasilkan dari klaim tersebut menunjukkan bahwa Google mungkin telah merugikan pendapatan iklan hingga 40 persen untuk beberapa perusahaan dan total kerugian bisnis sejak 2014 hingga saat ini diperkirakan mencapai US$16,33 miliar.[]
Share: