
Apple. Foto: Unsplash
Apple. Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Apple dan Google disebut mempraktikkan duopoli (pasar dikuasai dua produsen) dalam mengontrol ekosistem seluler.
Temuan itu hasil studi Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris (CMA) selama setahun terkait dengan pasar cloud gaming dan web browser seluler.
Pada Juni lalu, kesimpulan riset CMA menyebutkan bahwa Apple dan Google memiliki “cengkeraman atas sistem operasi, toko aplikasi, dan web browser di perangkat seluler”.
Menindaklanjuti temuan itu, CMA kini telah membuka penyelidikan resmi dengan target harus rampuung tidak lebih dari 18 bulan.
“Banyak bisnis dan pengembang web Inggris memberi tahu ami bahwa mereka merasa ditahan oleh pembatasan yang ditetapkan oleh Apple dan Google,” Pjs Kepala CMA Sarah Cardell dalam sebuah pernyataan, Selasan (22 November 2022).
Menurut dia, “Ketika aturan Pasar Digital baru diterapkan, kemungkinan besar akan mengatasi masalah semacam ini,” ia menambahkan.
Web browser adalah salah satu aplikasi terpenting dan banyak digunakan di perangkat seluler. Kebanyakan orang menggunakan peramban hampir setiap hari untuk mengakses konten online mulai berita, video, belanja hingga komunikasi sosial.
Di Inggris, menurut CMA, sekitar 97 persen dari semua penjelajahan web seluler pada tahun lalu dikuasai oleh mesin browser Apple dan Google—Safari dan Google Chrome.
Sementara itu, CMA juga menyebutkan, game komputer merupakan industri miliaran dolar yang diminati oleh lebih dari 800 ribu pengguna layanan cloud gaming di Inggris.
Menurut CMA, pengembang web di Inggris mengeluh pembatasan yang dilakukan Apple. Adanya pembatasan itu bisa mempersulit aplikasi baru yang inovatif, CMA menambahkan.
Diharapkan investigasi pasar tersebut dapat menghasilkan perubahan pada perilaku dan pembatasan perusahaan, sehingga yang meningkatkan persaingan dan menghasilkan pilihan yang lebih banyak bagi konsumen dan produk yang berkualitas lebih baik, tutur CMA.[]
Share: