IND | ENG
Pemerintah China Menargetkan Uighur Lewat Aplikasi Spyware

illustrasi

Pemerintah China Menargetkan Uighur Lewat Aplikasi Spyware
Niken Razaq Diposting : Sabtu, 12 November 2022 - 13:00 WIB

Cyberthreat.id – Peneliti keamanan siber dari Lookout mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan bukti jika pemerintah China menggunakan aplikasi berbahaya yang mengandung spyware untuk melacak lokasi dan mengambil data orang Uighur yang tinggal di China dan luar negeri.

Uighur merupakan suku mirotitas muslim turki yang berasal dari wilayah barat laut China Xinjiang. Dalam laporan PBB disebutkan bahwa mereka mengalami kasus kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia dari pemerintah China. Bahkan, Amerika Serikat dan anggota parlemen di negara-negara Barat lainnya mengatakan perlakuan China terhadap Uighur sama dengan genosida.

Dikutip dari Security Week, dalam laporan terbarunya, peneliti keamanan di Lookout mengatakan sejak 2018, beberapa aplikasi Android berbahasa Uyghur telah ditemukan terinfeksi dua jenis spyware yang terkait dengan kelompok peretas yang didukung negara China. Itu termasuk kamus, aplikasi keagamaan, peta, dan bahkan WhatsApp versi bajakan yang tersedia di toko pihak ketiga atau dibagikan di saluran berbahasa Uyghur di Telegram.

“Aplikasi-aplikasi ini tidak tersedia di toko Google Play resmi, yang diblokir di China, mengarahkan pengguna China untuk menggunakan toko aplikasi pihak ketiga,” kata peneliti Lookout.

Peneliti menjelaskan, spyware ini memungkinkan peretas untuk mengumpulkan data sensitif termasuk lokasi pengguna, kontak, log panggilan, pesan teks dan file, dan juga dapat mengambil foto dan merekam panggilan. Aplikasi tersebut, dapat digunakan untuk mendeteksi bukti ekstremisme atau separatisme agama, di mana orang Uighur telah dipenjara, beberapa selama beberapa dekade, sebagai bagian dari tindakan keras anti-terorisme di Xinjiang yang menurut para pengamat merupakan kampanye penahanan massal.

“Kampanye tersebut tampaknya terutama menargetkan orang Uighur di China. Namun, kami menemukan bukti penargetan yang lebih luas terhadap Muslim dan Uighur di luar Xinjiang, beberapa sampel disamarkan sebagai aplikasi pemetaan untuk negara lain dengan populasi Muslim yang signifikan, seperti Turki atau Afghanistan” kata peneliti dalam laporan tersebut.

Peneliti menambahkan, sampel aplikasi yang terinfeksi berasal dari tahun 2018 dan seterusnya, dan sebagian besar aplikasi yang terinfeksi dengan satu jenis spyware ditemukan pada paruh kedua tahun ini. Meskipun tekanan internasional meningkat, pelaku ancaman China yang beroperasi atas nama negara China kemungkinan akan terus mendistribusikan perangkat pengawasan yang menargetkan pengguna perangkat seluler Uighur dan Muslim melalui platform komunikasi berbahasa Uighur.

Seperti diketahui, selama bertahun-tahun, China telah terlibat dalam pemantauan massal terhadap warga Uighur di Xinjiang, menciptakan platform pengawasan di seluruh provinsi yang menyedot data pribadi warga Uighur dari ponsel mereka dan melacak pergerakan mereka melalui pengenalan wajah.

Beberapa perusahaan pengawasan dan kamera China telah dikenai sanksi oleh AS karena diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. Uighur yang tinggal di luar negeri telah berbicara tentang upaya pengawasan lintas batas dan paksaan dari polisi China di Xinjiang.

#Uighur   #Pengawasan   #Spyware   #PemerintahChina

Share:




BACA JUGA
GoldenJackal Targetkan Entitas Diplomatik di Timur Tengah dan Asia Selatan
Malware Android RambleOn Menargetkan Jurnalis Di Korea Selatan
Analis: Spyware CIA Bajakan Digunakan Hacker
Cara Mengatur Parenting Control di Netflix Untuk Anak-Anak