
Gambaran dunia metaverse. Foto: Meta Platform Inc
Gambaran dunia metaverse. Foto: Meta Platform Inc
Cyberthreat.id – Badan kepolisian dunia, Interpol, mengatakan bahwa dunia metaverse yang sekarang sedang tren memungkinkan terciptanya kejahatan dunia maya baru.
“Beberapa kejahatan mungkin baru di medium ini,” kata Direktur Eksekutif Interpol untuk teknologi dan inovasi, Madan Oberoi, dikutip dari Reuters, Kamis (27 Oktober 2022).
Oleh karenanya, negara-negara anggota Interpol, kata dia, sedang mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kejahatan yang timbul dari teknologi imersif tersebut.
Oberoi mencontohkan bahwa kejahatan phishing dan penipuan bisa bertransformasi melalui augmented reality dan virtual reality. Teknologi ini juga bisa memfasilitasi kejahatan di dunia fisik, termasuk ancaman bagi keselamatan anak-anak.
“Jika kelompok teroris ingin menyerang ruang fisik, mereka bisa menggunakan ruang ini untuk merencanakan dan mensimulasikan serta meluncurkan latihan mereka sebelum serangan," katanya.
Awal Oktober, badan penegak hukum Uni Eropa, Europol, mengatakan, bahwa kelompok teror mungkin saja di masa depan menggunakan dunia maya untuk propaganda, perekrutan, dan pelatihan.
Jika lingkungan metaverse merekam interaksi pengguna di blockchain, "ini memungkinkan untuk mengamati semua yang dilakukan seseorang berdasarkan interaksi dengan mereka, sehingga memberikan informasi berharga untuk mata-mata atau penjahat," kata Europol.
“Metaverse” menjadi kata kunci teknologi pada 2021 ketika Facebook mengumumkan perubahan nama perusahaan menjadi Meta. Sebetulnya, selumnya sudah beberapa perusahaan yang mulai fokus pada pengembangan dunia virtual, tapi Facebook menjadi pendorong makin populernya istilah itu.[]
Share: