
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengatakan serangan siber menjadi tantangan besar bagi industri penyedia jasa keuangan digital (fintech).
“Dalam hitungan detik,kita harus mengatasi kurang lebih 75 ancaman,” ujar Ketua Dewan Pengawas AFTECH Rudiantara, dikutip dari Antaranews.com, Rabu (19 Oktober 2022).
Mengutip data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serangan siber di Indonesia sepanjang 2022 mencapai 100 juta serangan, didominasi ransomware dan malware.
“Semua memang tidak dianggap menjadi peretasan, namun beberapa merupakan phishing dan doxing. Semua itu perlu diatasi mengingat kepercayaan masyarakat terhadap fintech tidak jauh berbeda dengan kepercayaan non-fintech pada layanan keuangan konvensional,” ujarnya.
Untuk memperkuat digital trust system, Otoritas Jasa Keuangan bersama industri fintech telah menerapkan sertifikat elektronik untuk proses verifikasi identitas secara online maupun tanda tangan elektronik.
Verifikasi identitas tidak sekadar swafoto, tapi kini ada teknologi berbasis kecerdasan buatan, seperti liveness detection untuk memastikan pengenalan wajah (face recognition) dengan basis data kependudukan.[]
Share: