
Joe Sullivan | Foto via Daily How
Joe Sullivan | Foto via Daily How
Cyberthreat.id - Pengadilan Federal San Francisco, Amerika Serikat, memvonis bersalah Joe Sullivan, mantan kepala keamanan Uber, karena menyembunyikan pelanggaran data besar-besaran yang terjadi di tahun 2016.
Putusan itu dibacakan setelah persidangan selama 4 minggu menghadirkan para saksi dari pihak Sullivan.
Dilansir Forbes (5 Oktober 2022), putusan itu tampaknya yang pertama seorang eksekutif perusahaan dihukum pidana karena kebocoran data.
Pengadilan belum memutuskan kapan hukuman akan mulai dijalani. Namun, menurut Departemen Kehakiman AS, Sullivan menghadapi ancaman hukuman maksimal 5 tahun karena menghalangi penyelidikan (obstruction of justice), dan lebih dari tiga tahun lantaran menyembunyikan kebocoran data.
Mengutip sumber terpercaya di pengadilan, Cybersecurity Insiders melaporkan bahwa Sullivan dalam persidangan menyalahkan eksekutif C-Level lainnya yang bekerja untuk perusahaan selama masa jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Namun, pengadilan menganggap mantan kepala perusahaan transportasi online itu bertanggung jawab atas serangan dunia maya dan karena menghalangi penegak hukum untuk mempelajari fakta tentang kebocoran data yang berkaitan dengan 50 juta pelanggan dan lebih dari 7 juta pengemudi selama lebih dari satu tahun. Sampai dia dipecat oleh CEO Uber Dara Khosrova pada 2017, Sullivan tak pernah melaporkan kebocoran data pelanggan kepada FTC selaku regulator.
Sullivan memiliki latar belakang memimpin divisi keamanan Facebook selama berbulan-bulan dan merupakan ahli super di bidang TI di Silicon Valley. Tetapi entah bagaimana, pada 2016 perusahaannya menjadi target peretasan dan membayar mereka hadiah $ 100.000 dalam bentuk Bitcoin untuk menghapus data yang dicuri dari server mereka. Dan dia juga memainkan permainan liar untuk membayar para penjahat dunia maya, namun menyebutnya sebagai penghargaan kepada peneliti keamanan karena melacak kerentanan.
Jika lembaga penegak hukum mengikuti putusan, Joe mungkin menghadapi 8 tahun penjara dan denda jutaan dolar. Namun, pengacaranya David Angeli telah merilis pernyataan pers bahwa mereka akan mengajukan banding untuk mempertimbangkan kembali hukuman tersebut, karena Joe telah menunjukkan upaya khusus sepanjang karirnya dan selalu tetap fokus untuk menjaga keamanan data pengguna perusahaan dari peretas.[]
Share: