
Ilustrasi Freepik
Ilustrasi Freepik
Cyberthreat.id – Pelanggaran data menjadi lebih umum akhir-akhir ini, termasuk di Indonesia. Sektor sasarannya beragam dan insiden yang terjadi belakangan ini melibatkan e-commerce, institusi pendidikan, bahkan sektor pemerintahan.
Hal tersebut adalah ancaman serius karena data saat ini layaknya emas baru. Penjahat dunia maya melihat jenis serangan ini sebagai hal yang menguntungkan.
Dengan informasi yang bocor di tangan, penjahat dunia maya dapat menyamar sebagai orang tertentu atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi login yang sensitif.
“Mereka bahkan dapat menjual data yang dicuri di web gelap, beberapa kali,” kata General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (13/9).
Tiong mengatakan, sekarang, lebih dari sebelumnya, penting untuk dipahami bahwa perlindungan data adalah tanggung jawab bersama. Menurutnya, pengguna, perusahaan, dan regulator semuanya harus mengambil langkah untuk memperkuat pertahanan terhadap keamanan data.
Untuk lebih membangun kemampuan keamanan siber negara, diperlukan kolaborasi terbuka antara organisasi publik dan swasta. Kerja sama timbal balik tersebut sangat mendesak untuk mewujudkan transparansi, meningkatkan kepercayaan, dan membangun dunia maya yang lebih aman dan andal.
Untuk bisnis, memastikan mengambil langkah untuk melindungi perusahaan dari jenis serangan siber yang mengarah pada pelanggaran data yang fatal secara finansial adalah salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan.
“Namun, bukan hanya bisnis yang berisiko – semua sektor dapat menjadi sasaran dan dapat menanggung risiko kerugian finansial yang besar,” ucap Tiong.
Ia menambahkan, beberapa perusahaan dan organisasi bahkan harus ditutup karena dampak dari serangan siber. Tidak ada yang menandingi tanggung jawab besar pada perusahaan, perguruan tinggi, dan jenis organisasi lain untuk memberikan perlindungan terhadap diri mereka sendiri.
Sementara itu, akses tidak sah ke jaringan sering kali difasilitasi oleh kredensial akun bisnis yang lemah. Jadi, sementara kata sandi masih digunakan, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menerapkan pengelola kata sandi untuk diri sendiri dan seluruh tim staf Anda.
Sikap proaktif terhadap keamanan siber juga diperlukan terutama bagi perusahaan besar yang menangani jutaan bahkan milyaran data.
“Pastikan Anda memberdayakan tim keamanan Anda dengan kecerdasan ancaman terbaru serta kemampuan deteksi dan respons yang andal jika terjadi serangan,” kata Tiong.
Share: