IND | ENG
Pemerintah Albania Dihantam Serangan Siber Masif

illustrasi

Pemerintah Albania Dihantam Serangan Siber Masif
Niken Razaq Diposting : Rabu, 20 Juli 2022 - 10:00 WIB

Cyberthreat.id – Pemerintah Albania menjadi korban serangan siber besar-besaran, yang membuat situs webnya menjadi offline.

Dikutip dari Info Security Magazine, dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada outlet berita lokal, pemerintah mengatakan serangan siber tersebut berasal dari aktor yang berada di luar negeri.

Serangan siber ini diketahui telah berdampak luas pada sistem informasi di negara tersebut. Bahkan pemerintah sampai harus menutup sejumlah layanan yang tersedia secara online.

“Agar serangan ini tidak merusak sistem informasi kami, Badan Nasional Masyarakat Informasi telah menutup sementara layanan online dan situs web pemerintah lainnya,” kata pemerintah Albania dalam sebuah perntaraan.

Pihak pemerintah pun menekankan bahwa semua data warga yang disimpan di situs webnya aman dan utuh. Hingga kini sejumlah situs web pemerintah Albania tampaknya masih offline, termasuk parlemen dan kantor perdana menteri.

Pemerintah Albania menambahkan bahwa mereka bekerja dengan para ahli dari Microsoft dan Jones Group International yang berbasis di AS untuk menyelesaikan situasi dan mengembalikannya ke keadaan normal.

Terkait dengan serangan tersebut, beberapa media lokal mengatakan bahwa Rusia bisa berada di balik serangan itu. Dugaan tersebut muncul karena adanya potensi yang  berkaitan dengan pembukaan aksesi pembicaraan Uni Eropa dengan Albania dan Makedonia Utara hari ini.

Sementara itu, CEO Defense.com Oliver Pinson-Roxburgh, mengatakan serangan siber skala besar yang melumpuhkan layanan digital pemerintah Albania menggambarkan taruhan tinggi yang dimainkan di dunia digital yang saling terhubung. Meskipun kelompoknya telah melihat kelompok peretas independen yang menargetkan infrastruktur TI negara-negara di masa lalu, tidak biasa bahwa kelompok otonom dapat beroperasi pada skala ini.

Menurut Roxburgh, aktor yang disponsori oleh negara lain tentu memiliki kemampuan untuk menargetkan dan meresahkan operasi digital negara lain. Karena gangguan tampaknya menjadi ambisi dari insiden ini, daripada keuntungan finansial, aktor negara-bangsa tampaknya menjadi penyebab yang paling mungkin untuk serangan ini.

Namun, Todd Carroll, CISO di CybelAngel, percaya bahwa pemerintah Albania dapat menjadi target yang menggoda bagi banyak pelaku ancaman. Terlebih, Albania memiliki sejarah masalah keamanan data yang hanya diperburuk oleh pengumpulan data warganya yang berlebihan, dibandingkan dengan negara-negara tersebut.

“Jadi, tidak mengherankan jika mereka diserang. Setelah Anda kehilangan akses ke data Anda, Anda kehilangan kemampuan untuk menentukan bagaimana akses diperoleh dan apa yang diakses atau sedang diakses,” kata Carroll.

Sebelumnya, pada Desember 2021, perdana menteri Albania mengeluarkan permintaan maaf publik setelah data pribadi ratusan ribu warga Albania diduga bocor secara online.

#SeranganSiber   #Albania   #KejahatanSiber

Share:




BACA JUGA
Serangan siber di Rumah Sakit Ganggu Pencatatan Rekam Medis dan Layanan UGD
Hacker China Luncurkan Serangan Spionase Terselubung terhadap 24 Organisasi Kamboja
Atasi Ancaman AI, Google Perluas Program Bug Bounty
Cacat Kritis Citrix NetScaler Dieksploitasi, Targetkan Pemerintah dan Perusahaan Teknologi
Peneliti Ungkap Serangan yang Tergetkan Pemerintahan dan Raksasa Telekomunikasi di Asia